CakapCakap – Cakap People! Nyeri di area dada merupakan salah satu keluhan yang cukup umum terjadi dan bisa disebabkan oleh beragam hal. Meski umum, keluhan ini sebaiknya tak diabaikan karena bisa saja berkaitan dengan masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung.
Menurut ahli kardiologi dari MedStar Montgomery Medial enter, Dr Estelle Jean, nyeri dada yang berkaitan dengan masalah jantung biasanya akan memburuk ketika disertai dengan aktivitas fisik. Nyeri dada ini bisa seperti dada terasa berat, ditekan, sesak, diremas, atau heartburn.
Bila nyeri dada dipicu oleh adanya sumbatan di arteri jantung, beberapa gejala lain bisa muncul. Misalnya, rasa nyeri menjalar ke bagian pundak, rahang, atau lengan kiri. Gejala kesulitan bernapas, perasaan seperti akan pingsan, berkeringat, mual, dan muntah juga bisa muncul menurut ahli kardiologi dr Adriana Quinones-Camacho.
Di sisi lain, nyeri dada yang tak berkaitan dengan masalah jantung juga memiliki beberapa ciri. Sebagian ciri tersebut adalah nyeri terasa tajam dan memburuk ketika menarik napas dalam atau batuk, rasa nyeri terlokalisasi dan bisa ditunjuk jari, atau nyeri terasa memburuk ketika bergerak.
“(Nyeri memburuk) disertai jantung berdebar, dan rasa nyeri sekilas yang berlangsung beberapa detik atau lebih singkat,” jelas dr Jean, seperti dilansir Huffington Post, Senin, 22 Agustus 2022.
Salah satu masalah lain yang bisa memicu nyeri dada adalah gastroesophageal reflux disease atau GERD. Kondisi yang juga dikenal sebagai refluks asam ini menandakan cairan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. GERD bisa memunculkan keluhan dada seperti terbakar, sulit menelan, dan batuk.
Asma juga dapat memunculkan keluhan nyeri dada kerana sesak, batuk, dan kesulitan menghirup napas. Kedua ahli kardiologi tersebut juga mengungkapkan bahwa tukak lambung, emboli paru, hingga pneumonia dapat menjadi penyebab nyeri dada yang potensial.
Di samping itu, nyeri dada bisa didorong oleh ketegangan otot. Ketegangan otot ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti tak melakukan peregangan sebelum berolahraga, cedera kontak, mengangkat beban sambil memiringkan tubuh, serta otot lelah.
Selain masalah fisik, masalah mental seperti kecemasan pun dapat memunculkan keluhan nyeri dada. Berkaitan dengan nyeri dada yang disebabkan kecemasan, psikoterapi dan penggunaan obat antikecemasan bisa membantu.
“Strategi untuk menurunkan stres bisa berupa meditasi, yoga, tidur minimal 7-8 jam di malam hari, menyantap makanan yang sehat bagi jantung, dan rutin berolahraga,” ungkap Dr Jean.
Kapan harus ke dokter?
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!