Baru-baru ini, kabar heboh mencuat ke permukaan. Publik belakangan dibuat geger dengan adanya isu larangan atau ada batasan bagi para wanita pemakai cadar di Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Larangan tersebut mendapatkan kecaman dari Ketua Umum Wahdah Islamiyah Dr. Muhammad Zaitun Rasmin. Beliau menegaskan bahwa larangan memakai cadar di lingkungan kampus itu tidak benar.
“Secara tegas pihak kami menolak tentang adanya larangan memakai cadar di lingkungan kampus,” ungkap Ustad Zaitun pada hari Kamis (08/03/2018). Beliau memiliki dua alasan yang kuat untuk menolak adanya larangan memakai cadar. Alasan itu adalah melanggar konstitusi dan melanggar kebebasan masyarakat dalam beragama.
Pak Ustads Zaitun juga menegaskan bahwa memakai cadar juga memiliki nilai keislamannya, karena pada dasarnya setiap perempuan itu menutup aurat bisa mereka implementasikan dalam berkehidupan setiap harinya.
“Di negara Indonesia memakai cadar bukan sesuatu yang baru, memakai cadar di Indonesia sudah ada sejak dulu. Para perempuan yang bercadar menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan melestarikan budaya yang dimiliki, “ ungkap ustads Zaitun.
Beliau juga menghimbau apabila isu larangan memakai cadar akan di terapkan dan dipatenkan oleh pihak kebijakan perguruan tinggi, Wahdah Islamiyah kata ustads Zaitun, beliau sangat menyesalkan. Terkait dengan adanya larangan memakai cadar, mengingatkan kita pada peristiwa dulu bahwa adanya penolakan memakai jilbab di sekolah.
Pada waktu itu sempat terjadi di SMA 1 Makassar pada tahun 1983, bahwa pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan para siswinya yang tetap memakai jilbab ke sekolah. Keputusan itu sontak menggegerkan masyarakat luas. Tidak lama siswi itu di keluarkan justru ada siswi lain yang ikut memakai jilbab ke sekolah.
Dari kejadian itu maka kita dapat ambil hikmahnya bahwa tempat bersandar paling utama dalam menghadapi semua liku kehidupan ini adalah agama. Agama mengajarkan kita semua tentang akhlak dan banyak hal yang lain agar lebih baik. Mengeluarkan satu perempuan berjilbab maka akan tergantikan 10 perempuan baru yang memakai jilbab, pada keterangan lanjut Ustad Zaitun.