CakapCakap – Cakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan nama baru untuk varian virus cacar monyet yang saat ini beredar. Hal Ini untuk menghindari pelanggaran budaya atau sosial.
WHO mengungkapkan bahwa varian virus monkeypox berganti nama menjadi Clade I, IIa dan IIb. Para ahli virologi cacar, biologi evolusioner dan perwakilan lembaga penelitian dari seluruh dunia meninjau filogeni dan nomenklatur varian atau clades virus monkeypox yang diketahui dan yang baru.
“Virus yang baru diidentifikasi, penyakit terkait dan varian virus diberi nama untuk menghindari pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis. Ini meminimalkan dampak negatif pada perdagangan, perjalanan, pariwisata atau kesejahteraan hewan,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari MTV.
“Sekelompok pakar global yang diselenggarakan oleh WHO telah menyepakati nama baru untuk varian virus monkeypox. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyelaraskan nama penyakit, virus, dan varian monkeypox atau clades dengan praktik terbaik saat ini.
“Para ahli sepakat untuk memberi nama clade menggunakan angka Romawi,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh WHO.
“Kelompok mencapai konsensus tentang nomenklatur baru untuk clade virus yang sejalan dengan praktik terbaik. “Mereka sepakat tentang bagaimana clade virus harus dicatat dan diklasifikasikan di situs repositori urutan genom,” bunyi pernyataan tersebut.
Menurut WHO, “konsensus telah dicapai untuk menyebut bekas clade Cekungan Kongo (Afrika Tengah) sebagai Clade satu (I) dan bekas clade Afrika Barat sebagai Clade dua (II). “Selain itu, disepakati bahwa Clade II terdiri dari dari dua subclade”.
Darurat kesehatan global
Bulan Juli 2022, WHO menyatakan darurat kesehatan global untuk wabah cacar monyet.
Wabah cacar monyet yang menyebar dengan cepat sebagai keadaan darurat kesehatan global. Status keadaan darurat kesehatan global adalah level kewaspadaan tertinggi dari WHO. Demikian disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Sabtu, 23 Juli 2022, seperti dilaporkan Reuters, Minggu, 24 Juli 2022.
Status keadaan darurat kesehatan global atau public health emergency of international concern (PHEIC) yang ditetapkan oleh WHO ini dirancang untuk memicu respons internasional yang terkoordinasi dan dapat membuka pendanaan untuk berkolaborasi dalam berbagi vaksin dan perawatan.