CakapCakap – Cakap People! Kasus positif COVID-19 di Jepang pada Rabu, 20 Juli 2022, mencapai 150.000 dalam sehari dan menetapkan rekor tertinggi baru, menurut penghitungan Kyodo News.
Diketahui Jepang bergulat dengan gelombang ketujuh infeksi virus corona yang didorong oleh subvarian BA.5 Omicron yang sangat menular.
Rekor jumlah kasus harian dilaporkan di sekitar 30 dari 47 prefektur Jepang, termasuk Kanagawa, Aichi, Osaka, Hyogo dan Okinawa. Tokyo mengkonfirmasi ada 20.401 kasus baru, pertama kalinya ibu kota melihat kasus mencapai 20.000 sejak awal Februari 2022.
Ketika kasus terus meningkat, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike berjanji untuk memperkuat koordinasi dengan rumah sakit dan staf medis.
“Kami akan meminta pasien yang pulih untuk meninggalkan rumah sakit sesegera mungkin untuk memberi ruang bagi pasien baru,” kata Yuriko.
Pada konferensi pers, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menegaskan bahwa pemerintah pusat tidak akan memberlakukan pembatasan pergerakan meskipun ada lonjakan kasus di seluruh negeri.
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendukung sistem perawatan kesehatan dan memprioritaskan melindungi orang tua yang berisiko lebih tinggi mengalami gejala parah,” katanya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Jepang, Shigeyuki Goto mengatakan bahwa tidak ada pembatasan yang diperlukan saat ini, pemerintah dapat menggunakan langkah-langkah efektif dan kuat, termasuk membatasi pergerakan orang, jika tingkat hunian tempat tidur rumah sakit diperkirakan mendekati batas.
Di daerah Osaka, kasus baru naik ke rekor 21.976, melampaui tertinggi sebelumnya yang hanya mencapai 15.291 pada 11 Februari 2022. Gubernur Hirofumi Yoshimura meminta orang yang lebih muda untuk mengambil vaksin COVID-19.
“Sistem medis kami sedang mengalami tekanan,” katanya.
Sementara di wilayah Kanagawa, dekat Tokyo, mengatakan penghitungan harian COVID-19 naik ke rekor hingga mencapai 11.443 kasus, melebihi angka 10.000 untuk pertama kalinya.
Jumlah di daerah Aichi, Jepang tengah, hampir dua kali lipat menjadi 13.628 dari rekor sebelumnya yang hanya mencapai 7.269 pada Sabtu 16 Juli 2022.
Lonjakan kasus positif ini terjadi saat Jepang mendekati musim liburan musim panas. Lebih banyak orang diperkirakan melakukan perjalanan dari akhir Juli hingga Agustus karena sekolah tutup dan karyawan perusahaan mengambil liburan musim panas, yang berpotensi meningkatkan risiko infeksi yang lebih luas.
“Rasanya seperti pandemi tidak pernah berakhir,” kata Fukuko Nakamura, seorang petugas kebersihan berusia 70 tahun di Fukuoka.