CakapCakap – Cakap People! Sudah berkali-kali tentara Rusia dituduh mencuri gandum dari para petani Ukraina di wilayah yang mereka kuasai.
Mereka juga dituduh mencuri hasil panen lainnya, seperti biji bunga matahari, pupuk dan perlengkapan pertanian.
BBC telah berbicara dengan para petani, menganalisis gambar-gambar satelit, dan melacak data untuk menemukan bukti ke mana hasil panen curian itu dibawa.
Sekitar belasan kilometer dari garis depan perang, petani Ukraina Dmytro bercerita kepada kami, bagaimana bisnis yang telah dia bangun selama 25 tahun bisa hancur dalam waktu empat bulan setelah Rusia mulai menduduki negaranya.
BBC telah menghubungi lebih dari 200 petani yang lahannya masuk ke dalam teritori pendudukan Rusia saat ini. Dmytro, kami tidak menggunakan nama sebenarnya untuk melindunginya, adalah salah satu dari sedikit pertani yang mau kami temui.
“Mereka mencuri gandum kami. Mereka menghancurkan rumah beserta halaman kami, menghancurkan perlengkapan kami.”
Dia mengatakan tentara Rusia saat ini menguasai 80% dari puluhan ribu hektare lahan pertaniannya dan menuduh mereka mencuri gandum dalam skala industri.
“Mereka menjarah kantor kami, bahkan melepas kabel dan foto-foto kerabat kami yang terpasang di dinding.”
CCTV milik salah satu perusahaan menangkap momen ketika tentara Rusia datang. Kami mengaburkan situasi di sekelilingnya demi melindungi identitas dari pemilik lahan pertanian.
Namun, simbol Z yang digunakan tentara Rusia di Ukraina masih terlihat jelas di kendaraan militer yang mereka gunakan.
Rekaman itu juga menunjukkan seorang tentara menyadari ada kamera pengawas dan mencoba menembaknya, tapi tidak kena.
BBC juga telah memperoleh dokumen yang berisi daftar lahan-lahan pertanian yang hasil panennya akan ditransfer ke otoritas pendudukan setempat.
Satu investigasi terpisah yang dilakukan oleh BBC Rusia dan BBC Ukraina mengungkap, dalam beberapa kasus, Rusia memaksa petani Ukraina untuk menjual gandumnya dengan harga di bawah harga pasar.
Para petani juga diminta menandatangani dokumen-dokumen untuk membuktikan bahwa mereka telah menjual hasil panennya secara legal.
Dalam laporan awal disebutkan bahwa tentara Rusia melakukan pencurian, tapi para petani yakin ada perubahan taktik ketika Rusia mulai menyadari jika mereka tidak membayar sepeser pun, hasil panen berikutnya bisa disabotase.
Para petani mengatakan mereka terpaksa menerima harga rendah karena mereka tidak punya alternatif lain dan perlu membeli bahan bakar dan membayar pekerja.
Emilie Pottle, seorang pengacara hukum internasional, mengatakan kepada BBC bahwa tindakan-tindakan ini bisa melanggar Konvensi Jenewa dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang mengatur kekuasaan saat pendudukan.
Kami telah menghubungi pihak berwenang Rusia dan menanyakan tuduhan-tuduhan yang mengarah kepada mereka, tapi kami belum menerima jawaban.
Namun, beberapa pejabat di wilayah yang dikuasai Rusia telah berbicara secara terbuka tentang gandum Ukraina yang diambil dari wilayah-wilayah yang sekarang mereka kuasai.
Dmytro mengatakan dua truk gandum yang diambil oleh Rusia dilengkapi pelacak GPS.
Kami telah menggunakan datanya dan menyaksikan mereka pergi ke selatan, mengarah ke Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014, dan kemudian menuju ke Rusia.
Dari data GPS itu, kedua truk gandum terlihat berhenti di dekat fasilitas penyimpanan, yang diidentifikasi sebagai tempat menyimpan gandum – di Kota Oktyabrsky, Krimea.
Dalam citra satelit pada 14 Juni tahun ini, Anda dapat melihat barisan truk berada di jalan, di samping fasilitas tersebut. Ini bukan truk yang kami miliki data GPS-nya, tetapi tampaknya merupakan truk lain yang digunakan untuk mengangkut gandum.
Kita dapat melihat fasilitas penyimpanan berada di sebelah jalur rel, yang dapat digunakan untuk mengangkut gandum, baik ke Rusia maupun ke pelabuhan di Krimea selatan.
Bagian atas fasilitas penyimpanan juga tampaknya memiliki simbol Z – lambang invasi Rusia – di atapnya.
Mengantre di perbatasan
Ada juga citra satelit di dua titik masuk utama ke Krimea – di Chonhar dan Armyansk – di mana Anda dapat melihat penumpukan kendaraan, yang dapat digunakan untuk mengangkut gandum dan hasil panen lainnya.
Gambar dari titik masuk Chonhar yang diambil pada 17 Juni memperlihatkan barisan truk sepanjang lebih dari lima kilometer.
Kepadatan lalu lintas jalan raya ke Krimea ini termasuk tidak biasa karena Ukraina tidak memiliki akses ke daerah tersebut sejak dicaplok Rusia pada 2014. Krimea juga telah mengekspor gandum dan hasil panen lainnya dari tempat lain.
Volume lalu lintas itu mungkin dapat diinterpretasikan sebagai truk-truk kosong yang kembali dari daerah-daerah pendudukan setelah mengirimkan persediaan untuk pasukan Rusia.
Namun, interpretasi yang jelas adalah bahwa banyak dari truk itu yang membawa gandum – atau hasil panen lain seperti biji bunga matahari – yang diambil dari para petani Ukraina.
Citra satelit dari kota Dzhankoi di Krimea menunjukkan serangkaian truk menunggu di jalan di sebelah fasilitas penyimpanan gandum dan di dekat stasiun kereta api yang terhubung.
Gambar-gambar di atas menunjukkan kereta kargo – dengan gerbong yang teridentifikasi sebagai jenis gerbong yang digunakan untuk mengangkut gandum dan hasil panen lainnya – di stasiun di sebelah fasilitas penyimpanan.
Kereta dari Dzhankoi terhubung ke pelabuhan Sevastopol dan Kerch, di mana hasil pertanian dapat menuju ke Rusia atau ke luar negeri.
Ke mana Gandum Ukraina di bawa?
“Mereka membawa gandum ke Krimea terlebih dahulu, di mana mereka mengangkutnya ke [pelabuhan] Kerch atau Sevastopol, kemudian mereka mengangkut gandum Ukraina menggunakan kapal Rusia dan pergi ke Selat Kerch,” kata Andrii Klymenko, pakar di Institute for Black Sea Strategic Studies di Kyiv.
“Di sana, di Selat Kerch [antara Krimea dan Rusia], mereka memindahkan gandum Ukraina dari kapal-kapal kecil ke pengangkut curah, di mana gandum-gandum itu dicampur dengan gandum-gandum lainnya dari Rusia – atau dalam beberapa situasi, mereka berlayar ke daerah ini hanya untuk memberi kesan mereka memuat gandum Rusia.”
Dia menambahkan, gandum-gandum itu kemudian diekspor dengan sertifikat Rusia, mengatakan bahwa itu adalah hasil panen Rusia.
Kapal-kapal yang mengangkut hasil panen itu umumnya menuju ke Suriah atau Turki.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan mereka telah menyelidiki klaim tentang gandum Ukraina yang dikirim ke Turki dan sejauh ini tidak menemukan bukti apa pun.
“Kami melihat pelabuhan keberangkatan kapal dan di catatannya, asal barangnya dari Rusia,” katanya.
Cakap People! Kamu bisa membaca selengkapnya di sini.