in ,

Khawatir Kena Kanker Kolorektal? Hindari Jenis Makanan yang Satu Ini

“Tapi kalau gaya hidup tak sehat, maka kita akan jauh lebih berisiko daripada orang lain yang tidak punya riwayat keluarga dengan kanker usus. Itu hal yang perlu diperhatikan,” jelas Prof Ari.

CakapCakapCakap People! Kanker usus besar atau kolorektal merupakan kanker yang tumbuh di usus besar (kolon) atau bagian paling bawah usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Menurut data Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia tahun 2018 menjadi 1,79 per seribu penduduk, dengan kanker kolorektal sebagai jenis kanker terbanyak keenam.

Prof Ari Fahrial Syam SpPD K-GEH mengungkap bahwa 75 persen kejadian kanker usus besar atau kolorektal disebabkan oleh faktor gaya hidup. Salah satunya terlalu sering mengonsumsi junk food atau makanan tidak sehat dan bergizi rendah.

“Junk food itu memang susah sekali ya, karena banyak yang suka juga. Makanya fakta sangat menarik adalah 75 persen faktor risiko kanker ini adalah gaya hidup tak sehat,” kata Prof Ari dalam webinar bertajuk “Sehatkan Pencernaanmu, Sehatkan Tubuhmu”, Jumat, 10 Juni 2022.

Khawatir Kena Kanker Kolorektal? Hindari Jenis Makanan yang Satu Ini
Ilustrasi [Foto/Tri City Medical Center]

Prof Ari mengatakan, saat ini memang sangat sulit menghindari konsumsi junk food dan bahkan hampir 90 persen anak Indonesia sudah terbiasa mengonsumsinya sedari kecil. Itulah mengapa dia meminta semua orang tua untuk mulai memperkenalkan dan membiasakan konsumsi makanan bergizi dan kaya serat seperti buah-buahan serta sayuran sejak dini.

“Bicara soal makan itu, butuh pembelajaran sejak dini. Jadi terus terang saja, anak-anak kita harus sudah dilatih makan sayur dan buah sejak kecil. Jangan dibiasakan dikit-dikit makan junk food. Kita juga sebagai orang tua atau kakek nenek, harus memberi contoh,” kata Prof Ari yang merupakan konsultan gastro-enterologi hepatologi.

Prof Ari termasuk salah sedikit orang tua yang berhasil menanamkan kecintaan untuk makan buah dan sayur sedari kecil kepada semua anak-anaknya. Karena itu, semua anak-anaknya kini sangat menggemari sayur dan buah serta tidak suka makan junk food.

“Dari kecil anak-anak itu sudah biasa ke toko buah daripada ke tempat junk food. Sampai sekarang juga mereka suka ribut kalau di kulkas nggak ada stok buah atau sayur,” papar Prof Ari.

Selain junk food, gaya hidup tak sehat lainnya yang menjadi faktor risiko kanker kolorektal adalah minim aktivitas fisik. Idealnya, setiap orang harus berolahraga setidaknya 30 menit selama tiga hingga empat kali dalam sepekan untuk menjaga tubuh dan usus tetap sehat.

“Merokok, alkohol, juga jadi faktor risiko. Makanya harus dihindari,” kata Prof Ari.

Ilustrasi junk food [Foto via Pixabay]

Prof Ari menjelaskan bahwa kebiasaan gaya hidup tak sehat ini juga bisa mempertinggi risiko bagi mereka yang memiliki keturunan atau riwayat keluarga yang terkena kanker kolorektal. Mereka yang memiliki orang tua yang merupakan penderita kanker usus memang belum tentu akan terkena kanker.

“Tapi kalau gaya hidup tak sehat, maka kita akan jauh lebih berisiko daripada orang lain yang tidak punya riwayat keluarga dengan kanker usus. Itu hal yang perlu diperhatikan,” jelas Prof Ari.

Gejala klinis kanker kolorektal antara lain perdarahan saluran cerna bawah (hematokesia), gangguan pola defekasi, berat badan turun, dan ditemukan adanya benjolan pada abdomen. Jika Anda mengalami gejala klinis tersebut, Prof Ari menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

“Poin pentingnya, semakin dini kanker ini diidentifikasi, semakin mudah untuk diobati. Jadi jangan terlambat untuk didiagnosis,” kata Prof Ari.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Moderna: Vaksin COVID-19 Terbaru, Melindungi dari Omicron

Moderna: Vaksin COVID-19 Terbaru, Melindungi dari Omicron

Album Baru BTS 'Proof' Terjual Lebih dari 2 Juta pada Hari Pertama Rilis

Album Baru BTS ‘Proof’ Terjual Lebih dari 2 Juta pada Hari Pertama Rilis