CakapCakap – Cakap People! Sedikitnya 1.284 kasus suspek cacar monyet dan 58 kematian dilaporkan di Republik Demokratik Kongo (RDK) hingga 8 Mei 2022, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat, 20 Mei 2022.
Provinsi Sankuru, Tshopo, Equateur, dan Tshuapa mencatat 913 kasus, menyumbang sekitar 75 persen dari keseluruhan kasus suspek di negara tersebut, cuit kantor WHO di Republik Demokratik Kongo (RDK) via Twitter.
Xinhua melaporkan, Sabtu, 21 Mei 2022, cacar monyet merupakan penyakit ringan yang biasanya sembuh dengan sendirinya. Penyakit itu ditularkan melalui kontak yang sangat dekat dengan si penderita dan kebanyakan dari mereka sembuh dalam beberapa minggu.
Gejala cacar monyet meliputi demam, nyeri otot, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, dan ruam kulit seperti lecet.
Menurut laporan sejumlah media, kasus cacar monyet hingga kini sudah dilaporkan di Inggris, Portugal, Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat.
Melansir Republika, wabah cacar monyet (monkeypox) yang telah diidentifikasi di sejumlah negara, terutama wilayah Eropa, telah mendorong WHO mengatur pertemuan darurat, menurut laporan terbaru. Pertemuan tersebut juga diadakan di tengah kasus di Inggris yang diperkirakan akan berlipat ganda menjadi 11 kasus pada Jumat, 20 Mei 2022.
Sejauh ini, ada sembilan kasus di Inggris, tetapi The Times melaporkan angkanya akan terus meningkat ketika virus menyebar ke seluruh negeri. Dilaporkan juga pemerintah memesan lebih banyak stok vaksin cacar untuk mereka yang mungkin telah terpapar virus.
Pertemuan WHO akan melihat bagaimana virus menyebar, stok vaksin, dan mengapa ada prevalensi kasus yang tinggi pada pria gay dan biseksual, menurut laporan The Telegraph dilansir The Daily Post.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan pada Rabu, 18 Mei 2022 lalu bahwa kasus baru yang dilaporkan pekan ini telah terlihat terutama pada gay, biseksual, atau laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.