in

3 Cara Ampuh Agar Tidak Tersandera Masa Lalu

Tidak semua orang bisa move on dari berbagai bentuk trauma dan beban psikologis yang mendera. Mungkin yang bersangkutan – bisa jadi kamu juga, gaes – mengklaim sudah bebas dari siksaan semacam itu. Itu adalah hak Cakap People untuk merasa demikian. Yang pasti, seringkali orang baru menyadari dirinya sakit ketika ada orang atau dokter yang memberi tahu yang bersangkutan.

Padahal, agar bisa menjalani hidup dengan normal, orang harus terbebas dan merdeka dari berbagai bentuk jeratan masa lalu, baik itu jeratan nikmat atau jeratan sengsara. Itulah arti dari menjadi dewasa, yakni tumbuh dan berkembang dengan kondisi psikologis yang benar-benar prima dan murni dari beban masa lalu. Apapun beban kamu, lepaskanlah dan ikhlaskan itu menjadi bagian dari masa lalumu. Masing-masing dari kita punya sejarah hidup. Tapi, sejarah hadir untuk diambil pelajarannya, tidak untuk dinikmati setiap hari.

Jika kamu memutuskan untuk membiarkan sejarah mendiktemu, berarti itu artinya kamu tidak menginginkan dirimu merdeka. Padahal, kalau kamu benar-benar menyadarinya, adalah hal yang indah untuk diceritakan ke anak cucumu bahwa kamu bisa bangkit dan berhasil meskipun memiliki masa lalu yang sangat pahit, mulai dari diperlakukan bak anak tiri, dibuang orang tuamu hingga difitnah oleh sanak saudaramu sendiri.

Beranjak dari Masa Lalu via Haniva Magazine.

Memang mudah untuk berkata, tapi tidak ada cara termudah untuk sukses, puas dan bahagia selain bangkit dan memaafkan masa lalumu yang pahit. Agar lebih mudah, akan lebih baik kalau kamu menyadari hal-hal berikut.

1. Jangan takut dibenci

Rasa takut akan dihakimi dan disepelekan orang lain memang tidak mudah untuk dihadapi. Banyak orang berpendapat kalau rasa takut akan dibenci merupakan salah satu rasa takut terbesar seorang manusia. Kamu tak perlu takut, gaes. Karena begitu kamu semakin kuat dan matang secara psikologis, dan juga semakin terlihat sukses dan besar, maka orang tidak segan-segan membencimu sebagai bentuk perasaan terintimidasi oleh eksistensimu. Rasa tidak suka terhadap kesuksesan orang justru akan membuat mereka yang sukses cenderung dibenci. Kalau kamu merasa takut dibenci orang, maka ada 2 (dua) pilihan buatmu: Jangan menjadi orang sukses; atau, jadilah orang sukses medioker alias orang yang kesuksesannya masih bisa ditertawakan orang paling bodoh sekalipun karena kesuksesanmu sifatnya palsu. Mau pilih yang mana?

2. Manfaatkan kisah pedihmu sebagai motivasi

Hanya orang yang kuat secara mental saja yang bisa membalik kondisi menjadi seperti ini. Ada banyak dalih dan motivasi untuk sukses, salah satunya adalah untuk membalas rasa sakit yang pernah dirasakan. Adalah sah bagimu untuk menggunakan alasan semacam itu. Tapi, apakah perlu, gaes? Tidak semua orang yang pernah menyakiti kamu perlu dibalas, lho. Mengapa? Karena hanya orang yang sakit secara psikologis saja yang doyan menyakiti dan merusak nama baik orang yang secara moral terbukti benar. So, buat apa membuang energimu untuk balas dendam. Bangkitlah untuk menunjukkan dirimu pada dunia. Jika tujuan kamu hanya balas dendam, maka sesukses apapun kamu, mentalmu hanya sebatas jago kandang.

3. Pengalaman negatif sebenarnya tidak pernah ada

Ada yang mengatakan kalau senang dan susah, sakit dan gembira, hanyalah ilusi. Kedua hal yang bertolak belakang itu, kata orang-orang ini, hanyalah proyeksi mental dan pikiran saja. Tidak ada yang benar-benar menyakitkan dan tidak ada juga yang benar-benar menggembirakan. So, kamu tidak perlu menjadikan fenomena tidak nyaman di masa lalu sebagai beban yang harus kamu pikul kemanapun kamu pergi. Itu hanyalah ilusi pikiranmu. Anggap peristiwa itu bak satu posting di timeline sejarah saja. Camkan kalimat berikut, ya: “Past has disappeared. Future is an illusion. We are now living between two eternal nothingness.”

Selamat move on, Cakap People. No fear, okay! [ED/RM]

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Beda! Semaraknya Euforia Nonton Piala Dunia 2018 di TSM Makassar

Ternyata Ini yang Diharapkan Karyawan dari Seorang Bos