CakapCakap – Cakap People! Dr Fauci sebut setidaknya dibutuhkan satu suntikan booster COVID-19 setelah vaksinasi lengkap. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencatat, kasus infeksi COVID-19 telah mengalami peningkatan lebih dari 21 persen dan tingkat rawat inap meningkat lebih dari 16 persen. Kenaikan ini tercatat dalam sepekan terakhir.
Peningkatan tersebut berbanding terbalik dengan kondisi sebulan lalu. Dimana jumlah kasusnya secara konsisten dan substansial menurun dan perubahan arah sejak itu telah menjadi pengingat yang jelas bahwa kedepan cenderung kurang linier daripada yang diharapkan.
Penasihat COVID-19 terkemuka Gedung Putih, Anthony Fauci baru-baru ini menyatakan bahwa Amerika Serikat keluar dari fase pandemi besar-besaran. Ia juga telah memperingatkan, negara itu dapat sangat melihat lonjakan besar COVID-19 lainnya dalam waktu dekat.
Dia pun kembali ditanya tentang masa depan pandemi COVID-19, khususnya dalam hal vaksinasi virus corona saat sidang Komite Alokasi Rumah untuk anggaran yang diusulkan Institut Kesehatan Nasional (NIH) pada 11 Mei 2022. Fauci yang juga menjabat sebagai Direktur Institut Nasional Alergi & Penyakit Menular (NIAID) NIH itu menilai, belum diketahui mengenai berapa banyak vaksin yang akan dibutuhkan seiring berjalannya waktu, tetapi jawabannya akan segera menjadi lebih jelas.
“Saya pikir suatu saat di tengah musim panas, kita akan tahu seperti apa irama tentang seberapa sering kita harus memvaksinasi orang,” kata Fauci dalam pertemuan itu dikutip dari BestLife, Sabtu, 14 Mei 2022.
Disamping itu, Fauci menegaskan, ada satu hal yang diketahui dengan pasti, yakni setidaknya satu suntikan booster diperlukan untuk orang yang sudah divaksinasi lengkap. “Di era Omicron, sangat jelas dibutuhkan booster,” ujarnya.
Menurut laporan CDC pada Januari 2022, dosis ketiga vaksin COVID sangat efektif untuk mencegah tingkat keparahan selama gelombang Omicron. Disebutkan, vaksin booster memiliki efektivitas mencapai 82 persen pada departemen darurat dan efektivitas 90 persen terkait rawat inap pasien COVID-19.
“Sangat jelas sekarang jika Anda melihat rawat inap dan kematian mereka yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang divaksinasi dan dikuatkan, datanya menakjubkan. Mereka mencolok, perbedaannya,” ungkap Fauci.
Meski demikian, pakar penyakit menular itu mengungkapkan, efektivitas suntikan booster mulai berkurang dengan cepat. Menurut CDC, efektivitas vaksin dosis ketiga terhadap rawat inap adalah sekitar 90 persen untuk dua bulan pertama, tetapi turun menjadi 78 persen pada bulan keempat.
“Anda kemudian mendapatkan peningkatan risiko – terutama di antara orang tua dan di antara mereka yang memiliki kondisi mendasar – rawat inap dan kematian,” jelas Fauci.
Oleh sebab itu, CDC dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) baru -baru ini mengizinkan booster kedua untuk orang-orang diatas usia 50 dengan jarak waktu setidaknya empat bulan setelah menerima suntikan ketiga mereka.