CakapCakap – Cakap People! Perdana menteri baru Sri Lanka akan mulai membentuk pemerintah persatuan pada Jumat, 13 Mei 2022, tetapi pengangkatannya gagal menenangkan pengunjuk rasa anti-pemerintah yang menuntut pengunduran diri presiden karena krisis ekonomi yang menghancurkan negara itu.
Reuters melaporkan, Presiden Gotabaya Rajapaksa menunjuk politisi oposisi veteran Ranil Wickremesinghe sebagai perdana menteri negara kepulauan itu pada Kamis malam setelah seminggu bentrokan dengan kekerasan yang menewaskan 9 orang dan melukai lebih dari 300 orang.
Saudara laki-laki presiden, Mahinda Rajapaksa, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada hari Senin ketika kekerasan meningkat dan berlindung di sebuah pangkalan militer.
“Kami akan menghentikan perjuangan ini ketika rakyat kami mendapatkan keadilan,” kata Chamalage Shivakumar, salah satu dari ratusan orang yang berkemah di lokasi protes di kota utama Kolombo.
“Siapa pun yang mereka tunjuk sebagai perdana menteri, kami tidak akan menghentikan perjuangan ini sampai rakyat mendapatkan bantuan.”
Wickremesinghe adalah satu-satunya anggota parlemen dari Partai Persatuan Nasional di parlemen negara itu dan akan bergantung pada partai politik saingan untuk membentuk pemerintahan. Sebuah aliansi yang dipimpin oleh Rajapaksa memegang sekitar 100 dari 225 kursi parlemen, sementara oposisi memiliki 58 kursi. Sisanya mandiri.
Pada hari Jumat, Wickremesinghe bertemu dengan komisaris tinggi India, atau duta besar untuk Sri Lanka, kontak publik pertamanya dengan pemerintah asing sejak pengangkatannya.
“Membahas kerja sama yang berkelanjutan untuk pemulihan dan stabilitas ekonomi di Sri Lanka melalui proses demokrasi,” kata Komisi Tinggi India di Kolombo dalam sebuah tweet.
New Delhi sedang berjuang melawan China untuk mendapatkan pengaruh di Sri Lanka yang penting secara strategis, yang terletak di jalur pelayaran utama antara Asia dan Eropa dan merupakan rumah bagi proyek infrastruktur besar yang dibiayai oleh kedua negara.
Para pengunjuk rasa mengatakan penunjukan Wickremesinghe tidak akan banyak membantu meredakan kemarahan terhadap presiden, yang mereka katakan pada akhirnya bertanggung jawab atas krisis ekonomi terburuk yang melanda negara itu sejak merdeka pada 1948.
Dihantam keras oleh pandemi, kenaikan harga minyak dan pemotongan pajak populis oleh Gotabaya bersaudara, Sri Lanka sangat rendah dalam valuta asing, dan inflasi yang merajalela dan kekurangan bahan bakar telah membawa ribuan orang turun ke jalan melakukan aksi protes selama sebulan dimana sebagian besar aksi itu tetap damai sampai minggu ini.