in ,

Mengemudi Saat Mudik? Hindari Konsumsi Tinggi Karbo dan Lemak

Serotonin berperan dalam regulasi mood dan siklus tidur. Sementara triptofan membantu tubuh memproduksi serotonin.

CakapCakapCakap People! Umat Muslim seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia, tak lama lagi akan segera merayakan Idulfitri setelah Ramadhan berakhir. Tahun ini pun, pemerintah mengizinkan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik di tengah situasi pandemi COVID-19 yang menunjukkan tanda-tanda membaik saat ini di Tanah Air. Nah, untuk kamu yang harus mengemudi saat mudik, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar perjalananmu berjalan lancar.

Dokter Jovita Amelia berpesan kepada para pemudik yang menyetir kendaraan pribadi agar menghindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak. Makanan tinggi karbo dan lemak berpotensi menyebabkan kantuk hingga berbahaya saat mengemudi.

Mengemudi Saat Mudik? Hindari Konsumsi Tinggi Karbo dan Lemak
Ilustrasi [Foto via Pixabay]

Mengemudi Saat Mudik? Hindari Konsumsi Tinggi Karbo dan Lemak

Jovita yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia mengatakan, makanan tinggi lemak dan karbohidrat mengandung elemen yang menyebabkan lelah atau mengantuk setelah menyantapnya. Elemen tersebut serotonin dan triptofan.

Serotonin berperan dalam regulasi mood dan siklus tidur. Sementara triptofan membantu tubuh memproduksi serotonin.

Triptofan sendiri merupakan asam amino yang terdapat di dalam protein dan karbohidrat dapat membantu tubuh mengabsorbsi triptofan. “Karena itu, hindari makanan tinggi karbohidrat dan protein untuk menghindari mengantuk,” ujar dia melalui pesan elektroniknya, Sabtu, 23 April 2022.

Mengutip Medical News Today, triptofan umumnya ditemukan dalam ikan salmon, daging unggas, telur, bayam, biji-bijian, susu, produk kedelai dan keju. Sementara makanan yang diketahui mengandung tinggi karbohidrat antara lain nasi putih, kue, kue kering, donat, muffin, susu dan permen.

Mengemudi Saat Mudik? Hindari Konsumsi Tinggi Karbo dan Lemak
Ilustrasi [Foto via Pixabay]

Makanan tinggi lemak juga diketahui bisa menyebabkan kantuk, karena melepaskan cholecystokinin (CCK) yang berhubungan dengan rasa lelah. Di sisi lain, menurut Jovita, jumlah makanan juga berpengaruh terhadap munculnya kantuk.

Dia mengatakan, makan dalam jumlah besar biasanya lebih menyebabkan mengantuk. “Ini karena terjadi peningkatan gula darah dan akan diikuti oleh penurunan level energi,” kata dia.

Penurunan energi khususnya di siang hari bisa sangat berbahaya bagi orang yang bekerja dalam kondisi berisiko, seperti mereka yang mengoperasikan mesin atau kendaraan. Hal lainnya yang juga berkontribusi pada risiko mengantuk sepanjang hari yakni kurang tidur di malam hari.

Seseorang yang cukup tidur di malam hari cenderung mengalami penurunan energi yang signifikan. Tidur siang sebentar di siang hari bisa membantu Anda mengurangi risiko mengantuk.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cara Menyimpan Bayam Agar Tetap Segar

Cara Menyimpan Bayam Agar Tetap Segar

4 Tanda Utama Kehilangan Terlalu Banyak Darah Saat Menstruasi

Menstruasi: 4 Tanda Utama Kehilangan Terlalu Banyak Darah Saat Menstruasi