CakapCakap – Ukraina ingin melihat sejumlah negara, termasuk Turki, sebagai penjamin dalam kesepakatan potensial dengan Rusia, kata seorang negosiator Ukraina setelah melakukan perundingan damai di Istanbul pada Selasa, 29 Maret 2022.
Berbicara kepada wartawan, anggota delegasi Ukraina David Arakhamia mengatakan mereka sedang mencari kesepakatan internasional di mana negara-negara akan bertindak sebagai penjamin keamanan Ukraina.
Arakhamia mengatakan negara-negara tersebut dapat mencakup anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Turki, Jerman, Kanada, Italia, Polandia dan Israel.
Mykhailo Podolyak, negosiator Ukraina lainnya dan penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy, dalam sebuah cuitan di Twitter mengatakan Ukraina mengusulkan perjanjian penjamin keamanan “dengan analog yang disempurnakan dari Pasal 5 NATO.”
Proposal itu akan melibatkan Amerika Serikat (AS), Inggris, Turki, Prancis, Jerman sebagai negara-negara penjamin untuk “secara hukum aktif” melindungi Ukraina “dari segala agresi,” tambah Podolyak.
Dia mengatakan itu akan dilaksanakan “melalui referendum dan parlemen negara-negara penjamin.”
Rusia berjanji kurangi aktivitas militer di Kyiv, Chernihiv
Rusia akan secara signifikan mengurangi kegiatan militernya ke arah kota Ukraina Kyiv dan Chernihiv untuk meningkatkan kepercayaan untuk negosiasi di masa depan, kata wakil menteri pertahanan negara itu Aleksandr Fomin dalam konferensi pers terpisah.
“Kementerian Pertahanan Federasi Rusia, demi membangun kepercayaan dan menciptakan kondisi untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut, dan mencapai tujuan akhir menyetujui dan menandatangani perjanjian damai, membuat keputusan untuk secara radikal mengurangi kegiatan militer ke arah Kyiv dan Chernihiv,” kata Fomin.
Sementara itu, Vladimir Medinsky, kepala delegasi Rusia, mengatakan pertemuan antara presiden Rusia dan Ukraina dapat diadakan ketika rancangan perjanjian damai sudah siap dan disetujui.
Menurut Medinsky, pertemuan di Istanbul berlangsung “konstruktif” dan pihak Ukraina mempresentasikan “posisi komprehensifnya” untuk dimasukkan dalam perjanjian damai.
Sebelum pembicaraan, Arakhamia dan Medinsky juga mengadakan pertemuan empat mata.
Peran Turki
Turki telah mendapat pujian luas atas upayanya untuk mengakhiri perang, dibantu oleh posisinya yang unik dalam menjalin hubungan persahabatan dengan Rusia dan Ukraina.
Pada 10 Maret, itu menjadi tuan rumah bagi para menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di kota Antalya, pertemuan tingkat tertinggi kedua belah pihak sejak perang dimulai.
Menjelang pembicaraan di Istanbul, Presiden Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan delegasi Rusia dan Ukraina dan mengulangi seruannya untuk menerapkan gencatan senjata.
“Kami percaya bahwa tidak akan ada yang rugi dalam perdamaian yang adil, dan konflik yang berkepanjangan bukan kepentingan bagi siapa pun,” ujar Erdogan.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pertemuan pada Selasa mencapai “kemajuan paling berarti sejak dimulainya negosiasi.”
Berbicara pada konferensi pers setelah putaran terakhir pembicaraan selesai, Cavusoglu mengatakan dia senang melihat peningkatan “penyesuaian hubungan” antara kedua belah pihak.
Soal pembicaraan damai yang diselenggarakan di kota metropolitan Turki, Cavusoglu mengatakan, “Ini adalah indikasi kepercayaan para pihak pada Turki.”
Dia menambahkan bahwa “prioritas utama adalah untuk mencapai gencatan senjata sesegera mungkin dan membuka jalan bagi solusi politik permanen.”
Putaran perundingan Rusia-Ukraina sebelumnya, yang diadakan di Belarus atau melalui konferensi video, gagal membuat kemajuan signifikan dalam mengakhiri perang yang telah menewaskan sedikitnya 1.179 orang di Ukraina, dan mendorong hampir empat juta orang ke negara-negara tetangga, menurut PBB.