CakapCakap – Selama berbulan-bulan, Bill Gates telah memperingatkan pandemi baru yang akan datang. Meski demikian, menurut salah satu pendiri Microsoft ini, satu negara telah berhasil mengatasinya. Negara itu adalah Australia.
“Jika setiap negara melakukan apa yang dilakukan Australia, maka Anda tidak akan menyebut [wabah berikutnya] sebagai pandemi,” ujar Gates pada Konferensi Keamanan Munich tahunan awal bulan ini, sebagaimana dikutip dari CNBC Make It, Jumat, 25 Februari 2022.
Menurut Gates, yang seharusnya dilakukan adalah mencegah wabah baru agar tidak menjadi pandemi. Pendiri Microsoft ini mencatat, kemungkinan akan membutuhkan kebijakan yang jauh lebih ketat di masa depan daripada bagaimana dunia memberlakukan COVID.
Dan negara-negara perlu mempertahankan kebijakan tersebut untuk jangka waktu yang berkelanjutan, bahkan berpotensi melawan tekanan publik.
Gates mengutip tanggapan COVID Australia sebagai standar emas untuk diikuti. Negara itu membuka kembali perbatasan internasionalnya minggu ini untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.
Selama pandemi, warga yang kembali dan pelancong internasional yang disetujui telah diminta untuk dikarantina di hotel yang dijaga oleh polisi dan anggota militer. Negara-negara bagian Australia bahkan secara berkala mengunci perbatasannya.
Ribuan orang Australia memprotes penguncian itu, tetapi langkah-langkah itu tampaknya berhasil. Sejak awal pandemi, hanya 20 dari 100.000 orang Australia yang meninggal karena COVID, menurut analisis New York Times dari data Universitas John Hopkins. Angka itu jauh lebih rendah daripada 283 dari 100.000 orang Amerika yang meninggal karena COVID, menurut analisis yang sama.
Tingkat vaksin di Australia juga relatif tinggi yaitu 81% dari populasi negara itu divaksinasi penuh terhadap COVID, menurut data Universitas John Hopkins. Sebagai perbandingan, kurang dari 65% dari populasi AS saat ini sepenuhnya divaksinasi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Australia memang berjuang untuk menahan COVID varian Omicron. Menurut data Universitas John Hopkins, 155 orang meninggal selama puncak Omicron di Australia pada 28 Januari 2022. Omicron juga melanda seluruh dunia, tampaknya kini tingkat kematian Australia sudah stabil dengan rata-rata 7 hari dari 38 kematian terkait COVID harian, per 23 Februari.
Namun, beberapa pihak masih ragu bahwa Australia benar-benar berhasil karena populasinya yang berjumlah hampir 26 juta itu dinilai relatif kecil, dan ini adalah pulau tanpa batas darat. Namun, Gates masih memuji Australia.
“Mereka mengatur diagnosa, mereka menjalankan kebijakan karantina, dan mereka memiliki tingkat kematian di liga yang berbeda dari negara kaya lainnya,” kata Gates. “Dan setiap orang memiliki kemampuan untuk melakukan itu.”