CakapCakap – Cakap People! Dua vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan di China, yang dikembangkan oleh Sinovac dan Sinopharm, terbukti efektif melawan varian Delta dari virus corona. Demikian sebuah studi berdasarkan data real world di negara itu menunjukkan pada hari Selasa, 1 Februari 2022.
Kedua vaksin tersebut 52% efektif melawan infeksi Delta dan 60% untuk penyakit simtomatik, tulis para peneliti dalam makalah peer-review, Reuters melaporkan.
Studi ini tidak menghasilkan data yang cukup untuk memberikan pembacaan efektivitas untuk dua vaksin secara terpisah atau berdasarkan kelompok usia, para peneliti dari otoritas pengendalian penyakit lokal dan dua universitas China mengatakan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine.
Data tersebut didasarkan pada analisis lebih dari 100 infeksi dan lebih dari 10.000 kontak dekat mereka selama wabah Delta di provinsi Guangdong di China selatan pada Mei hingga Juni tahun lalu.
Vaksin-vaksin itu juga 78% efektif untuk pneumonia, dan 100% untuk COVID-19 yang parah atau kritis.
Di antara peserta yang divaksinasi lengkap, hanya enam orang berusia 60 tahun atau lebih, kata para penulis.
“Ini mendukung gagasan bahwa inactivated vaccine memang berdampak pada pencegahan infeksi Delta COVID-19,” kata Jerome Kim, direktur jenderal Institut Vaksin Internasional nirlaba, yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Kim mengatakan pembacaan itu mungkin dipengaruhi oleh perbedaan potensial antara subjek yang divaksinasi dan tidak divaksinasi dan beragam risiko paparan virus karena data real world umumnya tidak sebersih dari uji klinis.
China sejauh ini melaporkan total jumlah kecil infeksi COVID dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia di bawah strateginya untuk menahan penularan apapun sesegera mungkin. Negara ini tidak mencatat jumlah total kasus berdasarkan varian.
Selain di China, kedua vaksin tersebut juga banyak digunakan di beberapa negara antara lain Indonesia, Brazil, dan Uni Emirat Arab.