Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Cakap People! Kota Hong Kong menghadapi tantangan terberatnya dalam menangani pandemi COVID-19 ketika infeksi harian mencapai angka tertinggi dalam dua tahun, jumlah kematian meningkat, dan rumah sakit serta fasilitas isolasi kebanjiran pasien karena kekurangan staf.
Otoritas kesehatan kemarin mengatakan ada lebih dari 6.100 kasus baru, di mana hanya sembilan di antaranya adalah kasus impor, dan 6.300 orang lainnya tercatat sebagai positif awal. Virus ini juga telah mempengaruhi 19 panti jompo di kota tersebut, Straits Times melaporkan.
Hong Kong telah mencatat 16.600 kasus COVID-19 dari awal Januari 2022 hingga Rabu, 16 Februari 2022. Kota ini telah melaporkan lebih dari 37.000 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 240 kematian sejak awal pandemi.
“Dengan kata lain, jumlah kasus pada gelombang kelima telah melampaui total tahun 2020 dan 2021,” kata Wakil Menteri Pangan dan Kesehatan Chui Tak Yi. Dia mengatakan protokolnya sekarang adalah menerima pasien berisiko tinggi dan mengirim mereka yang memiliki gejala ringan ke fasilitas isolasi komunitas karena tempat tidur rumah sakit habis.
Dalam upaya meredakan situasi, Dr Chui mengatakan periode karantina di fasilitas isolasi akan dipersingkat. Mulai kemarin, warga yang hasil tesnya negatif tujuh hari setelah tes positif pertama akan dipulangkan dari fasilitas tersebut. Mereka kemudian harus mengisolasi diri di rumah selama tujuh hari lagi dan harus dites negatif pada hari ke-14 sebelum diizinkan bepergian.
Tetapi hanya mereka yang tidak tinggal bersama orang tua, wanita hamil, atau orang sakit kronis yang diizinkan pulang, kata Dr Chui.
Pasien yang berada di rumah menunggu untuk dirawat di rumah sakit bebas meninggalkan tempat jika hasil tesnya negatif setelah 14 hari. Saat ini, hampir 7.000 pasien menjalani isolasi di rumah.
Lebih dari 2.800 pasien berada di rumah sakit dan fasilitas perawatan umum, sementara 2.100 orang berada di fasilitas isolasi komunitas Penny’s Bay.
Dr Sara Ho dari Otoritas Rumah Sakit mengatakan rumah sakit umum beroperasi dengan lebih dari 90 persen kapasitas dan fasilitas karantina penuh. Lebih dari selusin orang sakit kritis, sementara lebih dari 60 dalam kondisi serius, tambahnya.
“Dalam beberapa hari terakhir, kami memiliki banyak kasus darurat di mana kami harus menampung pasien di tenda. Untuk situasi ini, staf medis kami sangat tidak senang.
“Kami khawatir dengan perawatan pasien kami, terutama hari ini, hujan turun dan cuaca dalam beberapa hari mendatang juga akan dingin, jadi kami memikirkan metode yang berbeda untuk mengakomodasi penerimaan lebih awal,” kata Dr Ho.
Dia mencatat bahwa beberapa panti jompo telah menolak manula yang dipulangkan dari rumah sakit umum. Dia mendesak mereka untuk tidak melakukannya karena ini akan menambah beban pasien rumah sakit.
Kekurangan staf di rumah sakit, fasilitas karantina dan di departemen pemadam kebakaran, yang telah diperintahkan untuk mengangkut pasien ke kamp isolasi, telah menambah kesengsaraan pihak berwenang.
Dr Ho mengimbau dokter sektor swasta untuk menjadi sukarelawan di fasilitas isolasi, dan pemerintah mengatakan lebih banyak pegawai negeri akan dimobilisasi untuk membantu operasi anti-epidemi jika diperlukan.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan pengujian wajib bagi 7,4 juta penduduk kota itu untuk mengekang penularan.
Ia menyampaikan pernyataan itu di Pelabuhan Teluk Shenzhen setelah menyambut tim ahli epidemiologi daratan yang sekarang membantu Hong Kong dalam perjuangannya melawan virus.
Tim daratan diharapkan memberikan panduan tentang pekerjaan pencegahan dan anti-epidemi kota, termasuk deteksi virus, karantina, serta penyelidikan epidemiologis dan lingkungan.
