in ,

Kemenkes RI: Kasus COVID-19 Meningkat 3 Kali Lipat 14 Hari Terakhir Akibat Omicron

“Sebanyak 94 persen adalah pasien varian Omicron. Memang tidak seluruh kasus positif COVID-19 dilakukan pemeriksaan Omicron,” ujarnya.

CakapCakap – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat kasus COVID-19 di Tanah Air meningkat drastis 3 kali lipat selama dua pekan terakhir. Meski tak semua sampel pasien COVID-19 diperiksa pengurutan keseluruhan whole genome sequencing (WGS), Kemenkes mengasumsikan varian omicron menjadi penyebab melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia saat ini.

“Kalau melihat pola peningkatan kasus yang signifikan selama 14 hari terakhir yang jumlah kasusnya bisa naik 3 kali lipat dibandingkan sebelumnya adalah varian Omicron,” ujar Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi saat mengisi konferensi virtual bertema Omicron Jadi Trend Dunia Ancam Indonesia, Kemana Delta dan Varian Lainnya, Jumat, 11 Februari 2022.

Sejumlah petugas tenaga kesehatan bersiap untuk didekontaminasi usai bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis, 12 November 2020. [Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz]

Pernyataan Kemenkes bukan tanpa alasan. Ia menjelaskan, kasus harian COVID-19 di Indonesia dua hari terakhir sekitar 40 ribuan, tetapi sebenarnya kasus hariannya sudah turun dari dua hari sebelumnya sebanyak 46 ribuan per Rabu, 9 Februari 2022.

Dengan melihat pola penyebaran yang sangat cepat dan orang yang terinfeksi tidak bergejala (OTG) dan gejala ringan, Kemenkes menyimpulkan kemungkinan besar penyebab COVID-19 yang terjadi di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur adalah varian Omicron.

Tak cukup hanya melihat peningkatan kasus di provinsi-provinsi ini, Kemenkes juga mengambil sampel acak pasien COVID-19 kemudian diperiksa WGS dan hasilnya asumsinya sama.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

“Sebanyak 94 persen adalah pasien varian Omicron. Memang tidak seluruh kasus positif COVID-19 dilakukan pemeriksaan Omicron,” ujarnya.

Sebenarnya pemeriksaan varian bukanlah satu pemeriksaan rutin untuk menegakkan diagnosis. Ia menjelaskan, WGS dilakukan untuk memberikan informasi terkait perubahan yang terjadi terkait tingkat keparahan, penularan maupun respons pengobatan di satu daerah disebabkan satu hal, salah satunya mutasi virus. Kemudian, dilakukan pemeriksaan varian COVID-19.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Blinken: Situasi di Myanmar “Sangat Meresahkan”

Filipina Buka Kembali Perbatasan dan Sekolah; Langkah Pertama Hidup Dengan COVID-19