CakapCakap – Cakap People! Dewan narkotika Thailand pada Selasa, 25 Januari 2022, mengatakan akan menghapus ganja dari daftar obat narkotika. Itu berarti ini membuka jalan bagi rumah tangga untuk menanam tanaman tersebut.
Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja pada 2018 untuk penggunaan medis dan penelitian, Reuters melaporkan.
Di bawah aturan baru, warga bisa atau diizinkan menanam tanaman ganja di rumah setelah memberi tahu pemerintah daerah mereka, tetapi ganja tidak dapat digunakan untuk tujuan komersial tanpa izin lebih lanjut, kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul kepada wartawan.
Aturan tersebut bakal dipublikasikan di ofisial Royal Gazette dan tanaman ganja rumahan menjadi legal setelah 120 hari aturan itu dipublikasikan.
Sementara itu, kementerian kesehatan minggu ini akan mengajukan kepada parlemen rancangan undang-undang terpisah yang memberikan perincian tentang penggunaan legal ganja, termasuk produksi dan penggunaan komersialnya, termasuk pedoman penggunaan ganja untuk rekreasi.
Ganja yang ditanam di rumah harus digunakan untuk tujuan medis seperti obat tradisional, kata kepala regulator makanan dan obat-obatan, Paisal Dankhum sebelumnya dan akan ada inspeksi acak.
Rancangan undang-undang tersebut bakal memberikan hukuman untuk penanaman ganja tanpa memberi tahu pemerintah dengan denda hingga 20.000 baht dan menetapkan denda hingga 300.000 baht atau tiga tahun penjara, atau keduanya, karena menjualnya tanpa lisensi.
Langkah ini merupakan langkah terbaru dalam rencana Thailand untuk mempromosikan ganja sebagai tanaman komersial. Sekitar sepertiga dari tenaga kerja di negara itu bekerja di bidang pertanian, menurut Bank Dunia.
Perusahaan minuman dan kosmetik Thailand tahun lalu bergegas untuk meluncurkan produk yang menggunakan ganja rami dan CBD, senyawa yang tidak memberikan sensasi fly kepada para pengguna, setelah penggunaannya disetujui untuk barang-barang konsumen.
($ 1 = 33.0400 baht)