in ,

Infeksi Terobosan Delta Lebih Rendah pada Kelompok Penerima Vaksin COVID-19 Moderna Dibanding Pfizer/BioNTech

Para peneliti menganalisis catatan kesehatan lebih dari 637.000 penerima vaksin yang sebelumnya tidak terinfeksi virus dan belum mendapat suntikan booster.

CakapCakapCakap People! Berikut adalah salah satu hasil penelitian terbaru tentang COVID-19. Namun, penelitian ini masih memerlukan studi lebih lanjut untuk menguatkan temuan dan yang belum disertifikasi oleh peer review.

Ketika COVID-19 varian Delta merajalela di Amerika Serikat, penerima dua dosis vaksin mRNA Moderna lebih kecil kemungkinannya mengalami infeksi terobosan – dan jika memang demikian, kemungkinan kecil dirawat di rumah sakit – daripada penerima dua dosis vaksin mRNA dari Pfizer/BioNTech. Demikian sebuah penelitian besar menemukan, Reuters melaporkan.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Foto: Reuters]

Infeksi terobosan adalah infeksi virus corona yang dialami oleh seseorang yang telah menerima suntikan vaksin COVID-19.

Para peneliti menganalisis catatan kesehatan lebih dari 637.000 penerima vaksin yang sebelumnya tidak terinfeksi virus dan belum mendapat suntikan booster.

Seperti yang dilaporkan pada hari Kamis, 20 Januari 2022, di JAMA, infeksi terobosan terus meningkat setiap bulan dari Juli hingga November 2021, dengan tingkat yang lebih tinggi di grup Pfizer/BioNTech.

Pada bulan November 2021, ada 2,8 kasus di antara setiap seribu orang yang divaksinasi dengan suntikan Pfizer/BioNTech, dibandingkan dengan 1,6 kasus per seribu penerima vaksin Moderna.

Vaksin melindungi dengan baik terhadap kematian, tetapi tingkat rawat inap adalah 12,7% untuk penerima Moderna yang terinfeksi dan 13,3% untuk penerima Pfizer/BioNTech.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Ketika para peneliti membandingkan 62.584 penerima vaksin Moderna dengan kelompok penerima Pfizer/BioNTech yang berukuran sama, risiko infeksi terobosan adalah 15% lebih rendah pada kelompok Moderna.

“Meskipun ada perbedaan dalam terobosan infeksi, kedua vaksin sangat protektif terhadap infeksi SARS-COV2 dan terutama terhadap konsekuensi infeksi yang paling parah,” kata rekan penulis Pamela Davis dari Case Western Reserve University School of Medicine dalam sebuah pernyataan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inilah 5 Makanan Sumber Vitamin E yang Lebih Tinggi untuk Kesehatan

Indonesia Laporkan 3.205 Kasus COVID-19 & 5 Meninggal pada Sabtu