in ,

Tekanan Darah Normalnya Berapa? Turunkan dengan Cara Ini Jika Tensi Tinggi

Menurut NHS, pembacaan tekanan darah antara 120/80mmHg hingga 140/90mmHg bisa berarti risiko terkena tekanan darah tinggi.

CakapCakap – Tekanan darah tinggi atau hipertensi sebaiknya tidak diabaikan. Kondisi yang mengimbas satu dari empat orang dewasa di dunia itu bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan strok.

Hipertensi juga dapat menyebabkan gagal ginjal, gagal jantung, masalah dengan penglihatan, dan demensia vaskular. Menurut British Heart Foundation, hipertensi kerap tidak terdiagnosis sehingga pengidapnya tidak menyadari.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menggambarkannya sebagai pembunuh diam-diam (silent killer). Definisi umum dari hipertensi ialah ketika seseorang memiliki tekanan darah yang secara konsisten terlalu tinggi.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Tekanan darah merupakan kekuatan yang diberikan pada pembuluh darah dan organ saat darah dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung. Biasanya, tekanan darah dicatat dengan dua angka.

Tekanan sistolik, angka yang lebih tinggi, adalah kekuatan di mana jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan diastolik, angka yang lebih rendah, adalah resistensi terhadap aliran darah di pembuluh darah.

Tekanan darah normal berada di angka 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Berdasarkan data Public Health England (PHE) pada 2015, prevalensi hipertensi sebesar 31 persen di antara lelaki dewasa di Inggris. Pada perempuan, prevalensi tercatat 26 persen.

Menurut NHS, pembacaan tekanan darah antara 120/80mmHg hingga 140/90mmHg bisa berarti risiko terkena tekanan darah tinggi. Jika mengalaminya, disarankan segera mengambil langkah-langkah untuk menjaga tekanan darah terkendali.

Masalahnya, banyak orang dengan tekanan darah tinggi merasa baik-baik saja. Karena itu, mengecek tekanan darah secara teratur amat diperlukan. Kabar baiknya, ada cara khusus guna menurunkan risikonya.

“Membuat perubahan gaya hidup sehat terkadang dapat membantu mengurangi peluang Anda terkena tekanan darah tinggi dan membantu menurunkan tekanan darah Anda jika sudah tinggi,” ungkap NHS.

Minum susu rendah lemak disinyalir bisa menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Hal itu terungkap lewat sebuah tinjauan literatur pada 2011 yang melibatkan 45 ribu orang dewasa.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

NHS juga menguraikan beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi. Misalnya, mengurangi jumlah garam dalam makanan dan menerapkan pola makan yang sehat.

Mengurangi alkohol, mempertahankan berat badan ideal, mengurangi kafein, dan berhenti merokok termasuk cara lain yang bisa dilakukan. Begitu pula dengan memperbanyak buah dan sayuran.

Penjelasannya, garam meningkatkan tekanan darah. Semakin banyak garam yang dikonsumsi, semakin tinggi tekanan darah. Usahakan makan kurang dari enam gram sehari, yaitu sekitar satu sendok teh.

Minum terlalu banyak alkohol secara rutin juga meningkatkan tekanan darah karena tinggi kalori. Kebiasaan itu memicu penambahan berat badan dan selanjutnya dapat meningkatkan tekanan darah.

Selain itu, kelebihan berat badan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga akan meningkatkan tekanan darah. Menurut NHS, menurunkan beberapa kilogram bobot saja akan membuat perbedaan besar.

Jika seseorang merupakan perokok dan memiliki tekanan darah tinggi, arteri akan menyempit lebih cepat. Selain hipertensi, risiko penyakit jantung atau paru-paru juga meningkat drastis.

Mengecek kondisi tubuh secara keseluruhan akan lebih baik jika dilakukan berkala. Seseorang yang berusia di atas 40 tahun disarankan memeriksakannya setiap lima tahun sekali, dikutip dari laman Express, Jumat, 21 Januari 2022.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Australia Izinkan Pelancong Internasional Masuk Dengan Tunjukkan Hasil Tes Cepat Antigen

Malaysia Persingkat Masa Karantina Pelancong yang Sudah Vaksinasi COVID-19 Booster Jadi 5 Hari