CakapCakap – Cakap Pople! Kamu merasa bahagia dan hidup di saat ini. Tapi tiba-tiba perasaan sedih dan gelombang emosi melanda dirimu. Kamu beralih ke keheningan. Semua orang yang pernah atau pernah mengalami kecemasan dalam hidup mereka akan memahami bagaimana perjuangan mereka melewati hal itu.
Dari perubahan suasana hati hingga serangan panik, kecemasan juga dapat memicu banyak komplikasi lain. Namun, bahkan kecemasan membutuhkan beberapa pemicu.
Nah, jika kamu sering kali berada dalam cengkeraman kecemasan, berikut 5 hal yang mungkin memicu kecemasan, sepertii dilansir Pinkvilla:
1. Situasi yang menegangkan
Pemicu kecemasan yang paling umum adalah situasi stres. Disadari atau tidak, stres dan ketegangan memicu kecemasan. Jadi, jika kamu mengkhawatirkan sesuatu selama berhari-hari, kemungkinan besar kamu akan mengalami serangan kecemasan lebih cepat daripada nanti.
2. Kafein berlebih
Inilah beberapa berita buruk untuk semua pecinta kopi. Kafein yang berlebihan dapat memicu kecemasan. Jadi, jika kamu selalu berada di samping secangkir kopi yang mengepul, sangat penting untuk membatasi atau, setidaknya, mengurangi asupannya. Jika kamu menginginkan sesuatu untuk diminum, beralihlah ke alternatif yang lebih sehat seperti jus segar.
3. Produktivitas rendah
Percaya atau tidak, orang yang gila kerja (workaholic) cenderung mengalami serangan kecemasan pada hari-hari ketika mereka melihat produktivitas rendah. Tidak salah jika dikatakan bahwa keduanya saling terkait. Kecemasan dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas, dan pada saat yang sama, dalam beberapa hal, produktivitas yang rendah dapat memicu kecemasan.
4. Amarah
Jika kamu merasa gelisah, ada kemungkinan besar kamu menderita kecemasan dan serangan panik di kemudian hari. Jadi, jika kecemasan adalah sesuatu yang sangat mengganggu, kamu mungkin bisa sedikit mengendalikan amarah.
5. Pola tidur tidak teratur
Jika kamu sering ke pesta sepanjang malam, lalu mengganti waktu tidur yang hilang keesokan harinya, itu bisa memicu kecemasan kamu dengan cara yang sulit. Jadi, ada baiknya jika mempertimbangkan kembali keputusan kamu dan mengikuti pola tidur yang sehat.