CakapCakap – Cakap People! Film superhero cukup populer akhir-akhir ini. Tidak hanya di AS, tetapi di mana-mana. Meski begitu, beberapa negara mempermasalahkan elemen tertentu di dalam film. Beberapa bahkan telah melarang penayangan film tertentu.
Peradaban Barat begitu progresif saat ini, sementara negara-negara lain masih tidak setuju dengan hal-hal seperti hak LGBTQ+ atau ras dan agama lain. Itu beberapa alasan larangan film-film tersebut.
Berikut adalah 7 film superhero yang dilarang tayang di sejumlah negara, seperti dikutip dari Collider:
Eternals (2021)
‘Eternals‘ terjadi setelah ‘Endgame’ di MCU. Eternals adalah makhluk yang telah hidup secara rahasia di Bumi selama ribuan tahun. Itu sampai mereka dipaksa keluar dari persembunyian (karena Thanos tampaknya tidak cukup untuk melakukan itu).
Eternals tidak berhasil masuk box-office di Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar. Alasannya: Film ini menggambarkan hubungan sesama jenis. Di mana film ini menampilkan aktor Brian Tyree Henry sebagai Phastos dengan Haaz Sleiman sebagai pasangan gay.
‘Shang-Chi And The Legend Of The Ten Rings’ (2021)
Dibintangi oleh Simu Liu sebagai karakter utama, ‘Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings’ mengisahkan ribuan tahun yang lalu dengan Xu Wenwu (Tony Chiu-Wai Leung) menemukan Ten Rings. Cincin itu memberinya kekuatan dan keabadian.
Bertahun-tahun kemudian, Xu Wenwu menemukan cinta dan memiliki anak. Saat ini, putranya, Shang-Chi, adalah seorang sopir valet yang, setelah diserang, dipaksa untuk menghadapi masa lalunya dan organisasi Ten RIngs. Meskipun film ini dibintangi oleh karakter Asia dan menggunakan bahasa Mandarin, badan sensor China merasa bahwa Shang-Chi jauh dari seni orisinal Chinadan memblokir rilis film tersebut.
‘The Yin-Yang Master: Dream Of Eternity’ (2020)
Setelah hanya 10 hari di bioskop, China menarik film ‘The Yin-Yang Master: Dream of Eternity.’ Film ini menceritakan seorang pahlawan, Qing Ming (Mark Chao), dan perjalanannya ke Captial Tiandu City untuk menghadiri upacara surga.
Tak lama setelah rilis film, rumor plagiarisme mulai beredar. Penonton melihat beberapa adegan tampak hampir sangat familiar untuk dikatakan menjadi kebetulan belaka. Mungkinkah sutradara Jingming Guo langsung menyalin adegan dari film superhero Marvel 2016, ‘Doctor Strange ?’ Badan sensor film pasti berpikir begitu.
‘Wonder Woman’ (2017)
Tepat sebelum rilis, ‘Wonder Woman’ dilarang di Lebanon. Film ini menceritakan kisah Diana (Gal Gadot), putri prajurit Amazon, yang tersapu ke dalam konflik Perang Dunia I saat mengejar God of War, Ares.
Meskipun film tersebut telah dipromosikan di sana dan tidak terkait dengan perang Timur Tengah, Lebanon mempermasalahkan film tersebut yang menampilkan bintang Gal Gadot, yang berkebangsaan Israel.
Sebagaimana diketahui, Lebanon dan Israel secara historis tidak bersahabat. Film Wonder Woman ditarik dari pemutaran perdana di Beirut hanya beberapa jam sebelum rilis.
‘Justice League’ (2017)
‘Justice League’ yang rilis pada tahun 2017 ini juga tidak tayang di bioskop Lebanon karena alasan yang sama dengan film ‘Wonder Woman’.
Aktris Gal Gadot mengulangi perannya sebagai Diana bersama Batman (Ben Affleck), Aquaman (Jason Momoa), Flash (Ezra Miller), Cyborg (Ray Fisher), dan Superman (Henry Cavill).
Gal Gadot sebelumnya pernah bertugas di militer Israel. Meski Gadot memiliki banyak penggemar, Lebanon bukan salah satunya.
Suicide Squad (2016)
‘Suicide Squad’ dari DC, meskipun diberi peringkat PG-13, tetapi badan sensor di China melarangnya. Film ini menceritakan sekelompok penjahat yang berubah menjadi “orang baik”, dan dianggap tidak pantas karena pandangan negatifnya terhadap kehidupan.
Ada juga isu aksi kriminal dan kekerasan yang diglorifiksikan. Warner Bros berupaya taktis saat meluncurkan rilisan film ini di China dengan mengubah judul dari ‘Suicide Squad’ menjadi ‘Task Force X.’ Perubahan nama tidak cukup dan film tetap dilarang.
Daredevil (2003)
Seorang superhero buta yang diperankan oleh Ben Affleck melawan kejahatan di Hell’s Kitchen. Dengan penglihatan nol, tetapi semua indra lainnya meningkat, Daredevil bekerja untuk secara sistematis menjatuhkan bos kejahatan, Kingpin (Michael Clarke Duncan).
Aksi-aksinya sederhana, namun dibuat menarik oleh Matt Murdock sendiri. Namun, Malaysia menganggap film itu terlalu kejam untuk layar lebar. Pemerintah juga tidak terlalu memikirkan penggunaan kata “devil” dalam nama karakter judul.