in ,

PBB Kecualikan Korea Utara dari Rencana Bantuan Kemanusiaan Selama 2 Tahun Berturut-turut

Ini menandai tahun kedua berturut-turut untuk laporan tahunan PBB yang mengecualikan Korea Utara dari rencana bantuannya.

CakapCakapCakap People! Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengecualikan Korea Utara dari rencana bantuan kemanusiaan globalnya untuk tahun 2022, menurut laporan terbarunya, tampaknya karena penguncian perbatasan yang berkepanjangan di negara miskin itu terhadap pandemi COVID-19.

Tinjauan Kemanusiaan Global 2022 yang dirilis oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, “Afghanistan, DPR Korea, dan Myanmar menghadapi situasi kerawanan pangan akut, yang kemungkinan akan semakin memburuk pada akhir tahun,” kantor berita Yonhap melaporkan.

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [Foto: REUTERS/Edgar Su]

Tetapi rencana tanggapannya untuk kawasan Asia-Pasifik hanya mencakup Afghanistan, Myanmar dan DPRK, adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.

Ini menandai tahun kedua berturut-turut untuk laporan tahunan PBB yang mengecualikan Korea Utara dari rencana bantuannya.

Keputusan itu muncul ketika Korea Utara mempertahankan penguncian perbatasan yang ketat untuk mencegah virus corona, membuat para anggota staf organisasi internasional yang bertugas melakukan pemantauan dan penilaian di sana harus meninggalkan negara itu.

Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terlihat di aula Majelis Umum sebelum kepala negara mulai berpidato di Sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York City, AS, 21 September 2021. [Foto: REUTERS/Eduardo Munoz/Pool]

Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) bulan Desember 2021 tentang prospek tanaman global dan situasi pangan, Korea Utara termasuk di antara 44 negara yang membutuhkan bantuan eksternal untuk makanan, dengan sebagian besar penduduknya diperkirakan menderita akibat tingkat konsumsi makanan yang rendah.

“Kendala ekonomi yang terus berlanjut, diperburuk oleh langkah-langkah pembatasan untuk mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19, telah secara signifikan mengurangi impor, termasuk input pertanian penting dan barang-barang kemanusiaan, meningkatkan kerentanan populasi terhadap kerawanan pangan,” kata laporan triwulanan PBB itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lebih dari 5.000 Orang Melakukan Perjalanan Darat Bebas Karantina Singapura-Malaysia

Gunung Berapi Semeru Meletus Lagi, Operasi Penyelamatan Dihentikan