CakapCakap – Cakap People! Seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan dirinya merasa “ngeri” dengan laporan bahwa setidaknya 35 warga sipil telah tewas dan tubuh mereka dibakar di Myanmar timur, menuntut pemerintah meluncurkan “penyelidikan menyeluruh dan transparan”.
Dua pekerja untuk kelompok nirlaba Save the Children masih hilang setelah kendaraan mereka termasuk di antara beberapa yang diserang dan dibakar dalam insiden di negara bagian Kayah, melansir Al Jazeera.
Sebuah kelompok pemantau dan media lokal menyalahkan serangan itu pada pasukan.
“Saya mengutuk insiden menyedihkan ini dan semua serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri, yang dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional,” kata Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan, Minggu, 5 Desember 2021.
“Saya meminta pihak berwenang untuk segera memulai penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden tersebut sehingga pelaku dapat segera dibawa ke pengadilan,” kata Griffiths.
“Selain itu, saya menyerukan kepada Angkatan Bersenjata Myanmar dan semua kelompok bersenjata di Myanmar untuk mengambil semua tindakan untuk melindungi warga sipil dari bahaya,” tambahnya.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Myanmar pada hari Minggu mengatakan pihaknya terkejut dengan “serangan barbar di negara bagian Kayah yang menewaskan sedikitnya 35 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak”.
“Kami akan terus mendesak pertanggungjawaban atas para pelaku kampanye kekerasan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Burma,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial.
We are appalled by this barbaric attack in Kayah state that killed at least 35 civilians, including women and children. We will continue to press for accountability for the perpetrators of the ongoing campaign of violence against the people of Burma. #WhatsHappeningInMyanmar https://t.co/Qz1eytOWGL
— U.S. Embassy Burma (@USEmbassyBurma) December 26, 2021
Gejolak yang sedang berlangsung
Myanmar berada dalam kekacauan politik sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pemenang Nobel Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, menuduhnya melakukan kecurangan dalam pemilihan yang dimenangkan partainya.
Lebih dari 1.300 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan, menurut kelompok pemantau lokal.
Kelompok-kelompok yang disebut “Pasukan Pertahanan Rakyat” (PDF) telah bermunculan di seluruh negeri untuk melawan pemerintah militer, dan telah menarik pasukan ke dalam kebuntuan berdarah bentrokan dan pembalasan.
Pada hari Sabtu, foto-foto muncul di media sosial yang dimaksudkan untuk menunjukkan dua truk yang terbakar dan sebuah mobil di jalan raya di kotapraja Hpruso di negara bagian Kayah, dengan sisa-sisa tubuh hangus di dalamnya.
Seorang anggota kelompok PDF lokal pada Sabtu pagi mengatakan para pejuangnya telah menemukan kendaraan setelah mendengar militer telah menghentikan beberapa kendaraan di Hpruso setelah bentrokan dengan para pejuangnya di dekatnya pada hari Jumat.
“Ketika kami pergi untuk memeriksa di daerah pagi ini, kami menemukan mayat dibakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat,” katanya kepada kantor berita AFP tanpa menyebut nama pada hari Sabtu.
“Kami menemukan 27 tengkorak,” kata saksi lain yang tidak mau disebutkan namanya, dan mengatakan ada mayat lain yang tidak bisa dihitung.
Badan amal Save the Children mengatakan pada Sabtu malam bahwa dua staf mereka di Myanmar telah “terjebak” dalam insiden itu dan hilang.
Keduanya sedang dalam perjalanan pulang setelah melakukan pekerjaan kemanusiaan di wilayah tersebut, kata badan amal itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa mereka telah menangguhkan pekerjaannya di beberapa wilayah.
Militer Myanmar sebelumnya mengatakan pasukannya telah diserang di Hpruso pada hari Jumat setelah mencoba menghentikan tujuh mobil yang mengemudi dengan “cara yang mencurigakan”.
Pasukan telah membunuh sejumlah orang dalam bentrokan berikutnya, juru bicara militer Myanmar Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP, tanpa memberikan rincian.
Pemantau Saksi Myanmar mengatakan telah mengkonfirmasi laporan media lokal dan laporan saksi dari pejuang lokal “bahwa 35 orang termasuk anak-anak dan wanita dibakar dan dibunuh oleh militer pada 24 Desember 2021 di kotapraja Hpruso”.
Data satelit juga menunjukkan kebakaran terjadi sekitar pukul 13.00 siang pada hari Jumat di Hpruso, tambahnya.
AFP mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi laporan seputar bentrokan itu, tetapi wartawan verifikasi digitalnya mengatakan gambar yang dimaksudkan untuk menunjukkan insiden itu belum muncul secara online sebelum Jumat malam.
Kelompok-kelompok PDF telah mengejutkan tentara dengan keefektifannya, kata para analis, ketika militer berjuang untuk mematahkan perlawanan terhadap kekuasaannya.