CakapCakap – Cakap People! Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, 96 tahun, dirawat di rumah sakit dan akan menjalani pemeriksaan medis penuh. Demikian disampaikan pihak rumah sakit tersebut, Kamis, 16 Desember 2021.
“Dia akan menjalani pemeriksaan medis lengkap dan observasi lebih lanjut,” kata Institut Jantung Nasional dalam sebuah pernyataan, Reuters melaporkan.
Tidak diungkapkan mengapa Mahathir harus menjalani pemeriksaan tersebut. Juru bicaranya menolak berkomentar lebih lanjut.
Mantan perdana menteri itu diperkirakan akan berada di rumah sakit selama beberapa hari ke depan, kata pihak rumah sakit.
Mahathir, perdana menteri terlama di Malaysia, memiliki sejarah masalah jantung. Dia telah mengalami serangan jantung dan operasi bypass.
Ia menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun hingga 2003.
Mahathir kembali menjabat sebagai perdana menteri pada usia 92 tahun setelah memimpin koalisi oposisi meraih kemenangan bersejarah pada 2018, mengalahkan partai yang pernah dia pimpin. Pemerintahannya runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun karena pertikaian.
Dia tetap menjadi tokoh berpengaruh dalam politik Malaysia.
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Masuk Daftar 20 Ekstremis Paling Berbahaya di Bumi
Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dr Mahathir Mohamad dilaporkan masuk dalam daftar 20 Besar Ekstremis Paling Berbahaya di Bumi oleh Counter Extremism Project (CEP).
Organisasi nirlaba kebijakan internasional yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini membuka website mereka untuk menampilkan daftar tersebut.
Mahathir ditempatkan di nomor 14 dalam daftar ekstremis paling berbahaya, di samping juru bicara Al-Qaeda, pendiri Gerakan Kekaisaran Rusia dan pemimpin ISIS saat ini, ini hanya sedikit di antara beberapa nama.
“Tokoh kontroversial, Mahathir kerap mengkritik Barat, LGBT dan Yahudi. Pada 2019, Mahathir mengatakan bahwa ekstremisme akan menyebar ke seluruh Asia Tenggara karena pemerintah gagal membendung gelombang militan yang berbondong-bondong ke wilayah tersebut, ” kata CEP dalam ulasannya, seperti dilaporkan World of Buzz, Rabu, 13 Januari 2021.
CEP juga menyoroti pernyataan Mahathir terkait serangan teroris di Prancis, pada Oktober 2020, sebagai alasan mengapa dia dimasukkan dalam daftar ekstremis paling berbahaya.
“Pada Oktober 2020, dia mendapat kecaman atas komentar yang dia buat terkait serangan teroris di Nice, Prancis, yang mengklaim ‘Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di masa lalu .’”
Alasan lainnya adalah termasuk kritik Mahathir terhadap Israel, dugaan antisemitisme, dan dukungannya yang nyata untuk wilayah yang dikelola sendiri bagi Muslim di Mindanao, Filipina.
“Mahathir tidak secara langsung bertanggung jawab atas tindakan kekerasan tertentu. Namun, pendapatnya yang kontroversial telah menimbulkan kecaman internasional karena Mahathir diduga mendukung kekerasan ekstremis terhadap Barat, ”tambah CEP.
Daftar Ekstremis Paling Berbahaya di Bumi versi CEP ini muncul setelah mereka mempertimbangkan ekstremis dari berbagai spektrum ideologi dan kepercayaan, menganalisis pengaruh mereka atas kelompok, pengikut, dan gerakan ekstremis mereka.
“Dari ISIS hingga Ikhwanul Muslimin dan kelompok Buddha anti-Muslim di Myanmar hingga Generation Identity, semuanya dianggap sebagai ancaman besar bagi keamanan internasional,” jelas mereka.
Nomor satu dalam daftar ekstremis paling berbahaya itu adalah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah. Hizbullah adalah partai politik Islam Syiah dan kelompok militan yang berbasis di Lebanon.