CakapCakap – Cakap People! CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan pada hari Rabu, 8 Desember 2021, bahwa orang mungkin membutuhkan suntikan COVID-19 keempat lebih cepat dari yang diharapkan setelah penelitian awal menunjukkan bahwa varian omicron baru dapat merusak antibodi pelindung yang dihasilkan oleh vaksin yang dikembangkan perusahaan dengan BioNTech.
Pfizer dan BioNTech merilis hasil dari studi laboratorium awal pada Rabu pagi yang menunjukkan bahwa suntikan ketiga efektif melawan varian omicron, sedangkan seri vaksinasi dua dosis awal turun secara signifikan dalam kemampuannya untuk melindungi dari strain baru. Namun, seri dua dosis kemungkinan masih memberikan perlindungan terhadap sakit parah akibat omicron, kata perusahaan tersebut.
Bourla mencatat bahwa studi awal yang dilakukan perusahaannya didasarkan pada salinan varian yang dibuat di laboratorium dan lebih banyak data diperlukan untuk uji terhadap virus asli. Hasil real world itu akan lebih akurat dan diharapkan dalam dua minggu ke depan, kata CEO Pfizer.
“Ketika kita melihat data dunia nyata (real world), akan menentukan apakah omicron tercakup dengan baik oleh dosis ketiga dan untuk berapa lama. Dan poin kedua, saya pikir kita akan membutuhkan dosis keempat,” kata Bourla kepada CNBC.
Bourla sebelumnya memproyeksikan bahwa suntikan keempat akan diperlukan 12 bulan setelah dosis ketiga. “Dengan omicron kita perlu menunggu dan melihat karena kita hanya memiliki sedikit informasi. Kita mungkin membutuhkannya lebih cepat, ”katanya.
CEO Pfizer mengatakan yang paling penting saat ini adalah meluncurkan dosis ketiga untuk musim dingin. Pejabat kesehatan masyarakat khawatir tentang lonjakan infeksi COVID karena orang-orang berkumpul lebih banyak di dalam ruangan untuk menghindari flu.
“Dosis ketiga akan memberikan perlindungan yang sangat baik, saya yakin,” kata Bourla. Dia juga mengatakan bahwa perawatan seperti pil antivirus oral Pfizer, Paxlovid, akan membantu mencegah rawat inap dan mengendalikan COVID-19 selama musim dingin.
Bourla mengatakan dirinya yakin bahwa pil Pfizer akan tetap efektif melawan omicron, karena pil itu menargetkan bagian lain dari virus, enzim yang digunakan untuk replikasi, yang tidak rentan terhadap mutasi. Vaksin menargetkan protein lonjakan yang digunakan virus untuk menyerang sel manusia. Protein lonjakan telah bermutasi berulang kali selama pandemi.
Pfizer dan BioNTech bisa mengembangkan vaksin yang secara khusus menargetkan omicron pada Maret 2022 jika terbukti perlu, kata Bourla. Dia mengatakan dia mengantisipasi varian baru muncul di masa depan, dan perusahaan sedang memantau untuk melihat apakah penyesuaian vaksin diperlukan.