CakapCakap – Cakap People! Salah satu masalah keuangan yang banyak terjadi di Indonesia adalah munculnya generasi sandwich. Secara senderhana, generasi sandwich dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang dewasa yang harus menanggung generasi di atasnya atau orangtua dan generasi di bawahnya yaitu anak-anak mereka. Hal yang membedakan generasi sandwich dengan generasi lainnya adalah generasi sandwich memiliki beban yang lebih besar baik secara finansial maupun psikologis karena harus menjadi tulang punggung bagi orang lain.
Umumnya hal ini sering terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia yang masih menganut adat ketimuran dimana setiap orang dewasa umumnya masih memperhatikan dan menghidupi orang tuanya, akan tetapi tidak ada salahnya jika kita mempersiapkan usia tua sejak dini sehingga dikemudian hari tidak membebani anak kita nantinya.
Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang sering dialami oleh generasi sandwich, seperti dikutip pada laman resmi Otoritas Jasa Keuungan (OJK):
1. Masalah finansial
Generasi sandwich memiliki beban ganda secara finansial karena harus menghidupi orang tua, anak, dan diri sendiri. Jumlah kebutuhan yang semakin banyak tentunya harus dipenuhi sehingga menyebabkan generasi sandwich sulit untuk mengatur keuangan mulai dari untuk mencukupi kebutuhan hidup, dana pendidikan, dana kesehatan, dan juga dana pensiun di masa mendatang. Padahal perencanaan keuangan yang baik merupakan kunci untuk dapat keluar dari jebakan generasi sandwich.
2. Masalah skala prioritas
Ada kalanya generasi sandwich memiliki keuangan yang terbatas namun dihadapkan pada beberapa pilihan yang harus dipenuhi terlebih dahulu seperti biaya kesehatan orang tua, dana pendidikan anak, atau dana untuk membeli rumah. Hal ini membuat generasi sandwich harus pandai mengatur skala prioritas tidak hanya terkait keuangan namun juga terkait ketersediaan waktu, misalnya ketika harus memilih antara menjaga orang tua atau merawat anak.
3. Masalah psikologis
Beban yang dimiliki generasi sandwich dapat menimbulkan masalah piskologis seperti perasaan cemas dan sedih. Agar Sobat merasa lebih tenang dan aman untuk itu perencanaan keuangan penting dilakukan sejak dini sehingga dengan bekal keuangan yang cukup dapat membuat kita terhindar dari jebakan generasi sandwich.
Berikut beberapa tips dalam memanfaatkan produk keuangan agar mendukung perencanaan keuangan yang baik sehingga dapat terhindar dari jebakan generasi sandwich diantaranya yaitu:
1. Dana Pensiun
Mengikuti program dana pensiun merupakan kunci dalam mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Dengan memiliki dana pensiun, maka Sobat akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup di masa pensiun sehingga tidak membebani anak-cucu. Jangan sampai ketika masa kerja selesai (usia tidak produktif lagi) dan memasuki masa pensiun, Sobat tidak memiliki persiapan dana pensiun atau tabungan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa tua.
2. Asuransi kesehatan
Risiko kesehatan akan semakin meningkat seiring pertambahan usia, untuk itu penting sekali memiliki manfaat proteksi finansial dengan memanfaatkan produk asuransi kesehatan sejak muda. Saat kita muda dan masih sehat, biaya premi asuransi akan cenderung lebih murah, dengan demikian manfaat yang diterima dari asuransi kesehatan akan lebih besar. Jangan sampai ketika sakit di masa tua tidak memiliki asuransi atau proteksi biaya kesehatan yang memadai.
3. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Salah satu masalah yang sering terjadi pada generasi sandwich adalah masa tua tidak memiliki rumah hunian, sehingga harus tinggal secara mengontrak atau menumpang bersama anggota keluarga lainnya. Untuk menghindari hal ini Sobat dapat memanfaatkan KPR untuk mendapatkan rumah tinggal, sehingga di masa tua memiliki kepastian tempat tinggal dan tidak perlu berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya.
Selain memanfaatkan produk keuangan, berikut adalah beberapa tips perencanaan keuangan agar dapat memutus jebakan generasi sandwich:
· Kelola keuangan dengan baik
Mengelola keuangan yang baik dapat dimulai dengan melakukan pencatatan secara teratur setiap pengeluaran dan pemasukan di setiap bulannya, hal ini berguna agar Sobat dapat menentukan skala prioritas utama dalam setiap pengeluaran rumah tangga yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
· Kelola aset dan lakukan investasi
Inflasi merupakan salah satu yang harus kita lawan untuk menjaga agar nilai uang dan kekayaan kita tetap terjaga, sehingga diperlukan upaya-upaya tertentu melalui pengelolaan aset dan berinvestasi. Kepemilikan berbagai aset tentunya merupakan suatu berkah tersendiri tetapi jika tidak dikelola dan dirawat dengan baik maka tentunya akan mengakibatkan kerusakan yang biayanya tidak murah. Selain itu, mulailah berinvestasi karena apapun bentuknya, setiap investasi yang dilakukan berpotensi memberikan imbal hasil di masa depan sepanjang berinvestasi pada produk yang benar.
· Siapkan asuransi dan dana darurat
Dana darurat dapat menjadi dana cadangan untuk menghadapi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan yang mengakibatkan kita tidak memiliki pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu, asuransi dapat bermanfaat untuk mengamankan Sobat dari risiko finansial yang timbul baik karena masalah kesehatan atau mengalami kecelakaan. Dalam hal Sobat merupakan tulang punggung keluarga, penting sekali untuk mempertimbangkan memiliki asuransi jiwa sehingga dapat menjaga kesinambungan penghasilan melalui manfaat asuransi dikemudian hari jika terjadi sesuatu pada sang pencari nafkah.
· Bijak dalam berutang
Penting sekali untuk menghindari kebiasaan menumpuk utang atau gali lubang tutup lubang agar tidak mewariskan utang pada generasi selanjutnya. Bijaklah dalam berutang untuk sesuatu hal yang sifatnya produktif dan bukan untuk konsumtif. Selektif dalam memilih utang berdasarkan skala prioritas yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan finansial, jangan sampai memaksakan utang tanpa perhitungan yang matang karena akan berakibat membebani penghasilan.
Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan agar terhindar dari jebakan generasi sandwich. Adanya generasi sanwich menyadarkan kita bahwa perencanaan keuangan perlu direncanakan sedini mungkin agar kelak tidak membebani generasi yang akan datang.