CakapCakap – Cakap People! Dengan jumlah kasus COVID-19 yang parah di antara orang yang sudah divaksinasi meningkat di Malaysia, Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin meminta semua orang untuk mengambil suntikan booster.
Ia mengatakan efektivitas vaksin akan mulai berkurang setelah beberapa bulan, dengan vaksin Sinovac menjadi yang paling cepat kehilangan efektivitasnya.
“Sementara Sinovac efektif, ada bukti efektivitasnya berkurang lebih cepat. Itu sebabnya kami ingin Anda mengambil booster apapun yang ditawarkan,” tweet Khairy pada hari Sabtu, 20 November 2021, seperti dilaporkan The Straits Times.
Khairy menjelaskan bahwa periode efektifitas vaksin memudar yang lebih cepat adalah alasan mengapa interval untuk suntikan booster Sinovac adalah tiga bulan, dibandingkan dengan enam bulan untuk Pfizer dan AstraZeneca.
Dalam tweetnya, Khairy membagikan grafik yang menunjukkan data penerimaan COVID-19 di Rumah Sakit Sungai Buloh di negara bagian Selangor.
Diungkapkan bahwa sebagian besar pasien Kategori 4 dan 5 adalah penerima vaksin Sinovac.
Pekan epidemiologi terakhir (minggu 45) mencatat sebanyak 165 penerima Sinovac dirawat di Rumah Sakit Sungai Buloh sebagai pasien Kategori 4 dan 5.
Kedua kategori mengacu pada pasien sakit parah di unit perawatan intensif (ICU). Pasien di bawah Kategori 4 membutuhkan bantuan oksigen sementara mereka yang berada di bawah Kategori 5 perlu ventilasi.
Sebagai perbandingan, 24 pasien adalah penerima Pfizer sementara tujuh lainnya telah menggunakan vaksin AstraZeneca.
Malaysia mulai memberikan suntikan booster pada bulan Oktober, dengan prioritas untuk orang tua, orang-orang dengan gangguan kekebalan serta kesehatan dan pekerja di garis depan.
Sampai saat ini, lebih dari satu juta suntikan booster telah diberikan secara nasional.
Malaysia Bakal Terima Pengunjung Internasional Paling Lambat 1 Januari 2022
Malaysia akan membuka kembali perbatasannya untuk pengunjung internasional paling lambat 1 Januari 2022. Demikian disampaikan dewan penasihat pemerintah pada Kamis, 11 November 2021, ketika negara itu berusaha untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang terpuruk, Reuters melaporkan.
Negara Asia Tenggara ini secara bertahap membuka kembali ekonominya dalam beberapa pekan terakhir karena tingkat infeksi virus corona telah melambat di tengah program vaksinasi yang ditingkatkan.
Mantan perdana menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, yang memimpin dewan yang bertugas mempelopori program pemulihan ekonomi Malaysia itu, mengatakan kepada wartawan bahwa industri pariwisata pulih terlalu lambat tanpa kedatangan pengunjung asing dan mencatat bahwa operator membutuhkan waktu untuk melanjutkan bisnis.
Namun, Muhyiddin mengatakan langkah-langkah pengendalian infeksi seperti tes COVID-19 akan tetap dilakukan, dengan otoritas bakal menentukan izin masuk berdasarkan situasi COVID-19 di negara asal, dan faktor lainnya.
Dia tidak menyatakan kapan tanggal pasti untuk pembukaan kembali akan diumumkan, tetapi mengatakan keputusan itu masih dirinci oleh badan-badan kesehatan dan keamanan.