CakapCakap – Cakap People! China dan Amerika Serikat (AS) bakal melonggarkan pembatasan akses bagi jurnalis dari negara masing-masing, media pemerintah China dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Selasa, 16 November 2021.
Harian resmi China Daily mengutip sumber-sumber Kementerian Luar Negeri China yang mengatakan bahwa konsensus tentang visa jurnalis, antara lain, dicapai sebelum pertemuan puncak virtual antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden, Reuters melaporkan.
Ketegangan antara dua ekonomi teratas dunia itu pada isu-isu mulai dari teknologi dan perdagangan hingga hak asasi manusia dan virus corona meluas ke sektor media tahun lalu.
Beijing menuduh Washington melakukan “tindakan keras politik” terhadap jurnalis China setelah memangkas jumlah warga negara China yang diizinkan untuk bekerja di kantor-kantor media milik negara China di AS dan membatasi masa tinggal resmi mereka hingga 90 hari, dengan opsi perpanjangan.
Dalam pertikaian itu, China kemudian mengusir wartawan AS dari beberapa surat kabar AS dan memberlakukan pembatasan visa baru pada beberapa perusahaan media AS.
Di bawah konsensus yang dicapai, Amerika Serikat akan mengeluarkan visa masuk ganda satu tahun untuk jurnalis China, China Daily melaporkan, menambahkan bahwa pihak China telah berkomitmen untuk memberikan perlakuan yang sama kepada jurnalis AS begitu kebijakan AS mulai berlaku.
Kedua negara akan mengeluarkan visa kepada jurnalis berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku, katanya, seraya menambahkan bahwa jurnalis akan dapat berangkat dengan bebas dan kembali di bawah kepatuhan ketat terhadap protokol COVID-19.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS memberikan perincian serupa, mengatakan China telah berkomitmen untuk mengizinkan jurnalis AS yang sudah berada di negara itu untuk pergi dengan bebas dan kembali, yang sebelumnya tidak dapat mereka lakukan. Dikatakan Amerika Serikat berencana untuk memfasilitasi perlakuan serupa untuk jurnalis China.
“Kami menyambut kemajuan ini tetapi melihatnya hanya sebagai langkah awal,” kata juru bicara itu, menambahkan mengacu pada Republik Rakyat China (RRC): “Lingkungan media di RRC telah memburuk secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.”
Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Dalam panggilan video selama lebih dari tiga jam, Biden menekan Xi tentang hak asasi manusia, sementara presiden China memperingatkan bahwa Beijing akan menanggapi provokasi di Taiwan, menurut akun resmi pertukaran tersebut.
Keduanya juga sepakat untuk melihat kemungkinan pembicaraan pengendalian senjata, kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan.