CakapCakap – Cakap People! YouTube mengatakan sedang menghapus penghitung jumlah ‘dislike‘ dari video yang diunggah di platform tersebut. Ini adalah upaya terbaru perusahaan untuk ‘melindungi’ penggunanya dari pelecehan. Langkah itu mulai dilakukan pada Kamis, 11 November 2021.
Perubahan ini, yang diperkenalkan dengan efek langsung, membuat para pengguna tidak dapat lagi melihat berapa banyak orang yang tidak menyukai (dislike) videonya, meskipun ikon ‘jempol ke bawah’ itu masih akan tetap ada, melansir Unilad.co.uk.
Keputusan YouTube itu dibuat setelah tren yang berkembang dari ‘downvote brigading‘, yang melihat sejumlah besar pengguna dengan sengaja tidak menyukai (dislike) video yang diunggah oleh pembuat tertentu untuk memengaruhi jangkauan dan pendapatan konten mereka secara negatif.
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan perubahan tersebut, YouTube mengatakan percobaan dengan membuat penghitung jumlah ‘dislike‘ menjadi private mengurangi jumlah tumpukan downvote yang ditargetkan yang terlihat di situs.
“Singkatnya, data eksperimen kami menunjukkan penurunan perilaku menyerang atas dislike,” kata perusahaan tersebut.
“Kami juga mendengar langsung dari pembuat konten yang lebih kecil dan mereka yang baru memulai bahwa mereka ditargetkan secara tidak adil oleh perilaku ini dan eksperimen kami mengonfirmasi bahwa hal ini terjadi pada proporsi yang lebih tinggi di channel yang lebih kecil.”
Ironisnya, salah satu penerima manfaat terbesar dari perubahan tersebut adalah YouTube itu sendiri, dengan Bloomberg melaporkan bahwa perusahaan tersebut memegang rekor untuk video yang paling tidak disukai, setelah pengguna mengorganisir kampanye downvote sebagai protes atas video YouTube Rewind tahunan pada 2018.
YouTube Blokir Semua Konten Anti-Vaksin
YouTube akan memblokir semua konten anti-vaksin, melampaui COVID-19 untuk memasukkan konten yang menuduh vaksin menyebabkan efek kesehatan kronis atau berisi informasi yang salah tentang zat dalam vaksin, katanya dalam sebuah posting blog pada hari Rabu, 29 September 2021.
Perusahaan video online milik Alphabet Inc itu juga melarang aktivis anti-vaksin terkemuka, dan menghapus beberapa channel, Washington Post melaporkan pada hari Rabu, mengutip Wakil Presiden Global Trust and Safety YouTube Matt Halprin. Para tokoh aktivis anti-vaksin yang dilarang termasuk Robert F. Kennedy Jr. dan Joseph Mercola, yang telah lama menjadi tokoh terkenal dalam gerakan anti-vaksin, Reuters melaporkan.
Langkah ini dilakukan saat YouTube dan raksasa teknologi lainnya seperti Facebook Inc. dan TwitterInc. telah dikritik karena tidak berbuat cukup untuk menghentikan penyebaran informasi kesehatan yang salah di situs mereka.