CakapCakap – Cakap People! Malala Yousafzai, juru kampanye untuk pendidikan anak perempuan dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian yang selamat dari penembakan saat berusia 15 tahun oleh seorang pria bersenjata Taliban di negara asalnya Pakistan pada 2012, telah menikah. Kabar tersebut disampaikannya di media sosial, Selasa, 9 November 2021.
Reuters melaporkan, wanita berusia 24 tahun, yang tinggal di Inggris ini, mengatakan dia dan suami yang baru dinikahinya, yang dia sebutkan namanya hanya Asser, telah menikah di kota Birmingham dan merayakan pernikahannya di rumah bersama keluarga mereka.
Today marks a precious day in my life.
Asser and I tied the knot to be partners for life. We celebrated a small nikkah ceremony at home in Birmingham with our families. Please send us your prayers. We are excited to walk together for the journey ahead.
📸: @malinfezehai pic.twitter.com/SNRgm3ufWP— Malala Yousafzai (@Malala) November 9, 2021
“Hari ini menandai hari yang berharga dalam hidupku. Asser dan saya telah berikrar untuk menjadi pasangan seumur hidup, ”tulisnya di Twitter, dengan menyertakan empat foto dalam unggahannya tersebut.
Malala tidak memberikan informasi lain tentang suaminya selain nama depannya. Pengguna internet mengidentifikasi pria itu sebagai Asser Malik, General Manager di Pakistan Cricket Board’s High-Performance Centre. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi hal ini.
Malala dihormati di banyak bagian dunia, terutama di negara-negara Barat, karena keberanian pribadinya dan kefasihannya dalam mengadvokasi hak-hak anak perempuan dan perempuan. Di Pakistan, aktivismenya telah memecah opini publik.
Pada Juli 2021, belum lama ini, Malala mengatakan kepada majalah Vogue Inggris bahwa dia tidak yakin apakah dia akan menikah.
“Saya masih tidak mengerti mengapa orang harus menikah. Jika Anda ingin memiliki seseorang dalam hidup Anda, mengapa Anda harus menandatangani surat nikah, mengapa tidak menjadi pasangan saja?” demikian katanya seperti dikutip dalam profil yang panjang.
Komentar tersebut menuai kritik dari banyak pengguna media sosial di Pakistan saat itu.