CakapCakap – Cakap People! Presiden Ekuador Guillermo Lasso pada Senin, 18 Oktober 2021, malam, mengumumkan keadaan darurat di negara Andes itu sebagai bagian dari tindakan keras terhadap konsumsi dan perdagangan narkoba.
Lasso, seorang konservatif yang menjabat pada Mei 2021, mengatakan langkah itu merupakan tanggapan atas meningkatnya angka pembunuhan secara nasional dan kejahatan lain yang berkaitan dengan penyitaan narkotika, yang totalnya mencapai 147 ton sepanjang tahun ini, Reuters melaporkan.
“Di jalan-jalan Ekuador hanya ada satu musuh: perdagangan narkoba,” kata Lasso dalam siaran televisi. “Ketika perdagangan narkoba tumbuh, begitu juga asasinasi dan pembunuhan, perampokan rumah, kendaraan, barang dan orang.”
“Pasukan militer dan polisi kita akan disiagakan di jalan-jalan,” katanya.
Keadaan darurat selama 60 hari akan memungkinkan militer untuk bergabung dalam operasi penyitaan narkoba dan senjata di sembilan dari 24 provinsi negara itu, termasuk Guayas, rumah bagi kota besar Guayaquil, kata Lasso. Patroli akan dilakukan selama 24 jam.
Di seluruh negeri, polisi akan meningkatkan patroli dan upaya pengendalian di tempat-tempat umum.
Lebih dari 70% kematian akibat kekerasan di provinsi Guayas “dalam beberapa hal” terkait dengan perdagangan narkoba, kata Lasso.
Kematian akibat kekerasan juga meningkat di dalam penjara. Bulan lalu 119 orang tewas dalam kerusuhan di sebuah penjara di Guayaquil, yang ditudingkan oleh pemerintah sebagai penyebab bentrokan antar geng narkoba.
Lasso mengatakan dia akan mensponsori undang-undang untuk mendukung pasukan keamanan dalam upaya memerangi kejahatan dan membuat entitas untuk membela petugas yang dituntut karena “hanya melakukan tugas mereka.”
“Pemerintah ini akan mengampuni semua orang yang telah dihukum secara tidak adil karena melakukan pekerjaan mereka,” kata presiden, meminta hakim untuk “menjamin perdamaian dan ketertiban, bukan impunitas dan kejahatan.”