CakapCakap – Cakap People! Total kekayaan miliarder Amerika Serikat (AS) melonjak 70,2% selama pandemi virus corona, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Senin, 18 Oktober 2021.
Total kekayaan miliarder Amerika naik menjadi hampir US$5,02 triliun pada 15 Oktober 2021, sementara pada 18 Maret 2020 ketika COVID-19 menjadi pandemi global totalnya sedikit di bawah US$1,95 triliun. Demikian menurut laporan Institute for Policy Studies Program on Inequality (IPS) dan Americans for Tax Fairness (ATF), seperti yang dilansir Anadolu Agency.
Hal ini menyebabkan orang-orang terkaya di negara itu meningkatkan kekayaan kolektif mereka sebesar US$2,07 triliun selama 19 bulan sejak pandemi dimulai, menurut dataset mereka.
CEO Tesla dan pendiri SpaceX Elon Musk, 50 tahun, berada di puncak daftar kekayaan dengan melihat pertumbuhan eksponensial 751%, atau US$184,7 miliar, karena kekayaannya meroket menjadi lebih dari US$209,3 miliar, dari hanya US$24,6 juta, selama periode itu.
Pendiri Amazon Jeff Bezos, 57 tahun, berada di urutan kedua dalam daftar. Kekayaan mantan CEO telah tumbuh menjadi US$192,2 miliar, dari US$113 miliar, dengan peningkatan US$79,2 miliar, atau 70%.
Di posisi ketiga ditempati oleh co-founder Microsoft Bill Gates dengan kekayaannya naik menjadi US$132,4 miliar, dari US$98 miliar — naik 35,1%, atau US$34,4 miliar.
Selain kekayaan para miliarder Amerika, jumlah mereka juga meningkat. Dari total 614 rekening bank dengan simpanan 10 digit pada Maret 2020, sekarang ada 745 di antaranya hingga Oktober 2021.
Namun, pandemi juga telah meningkatkan distribusi pendapatan yang tidak merata di antara warga AS.
“Kekayaan US$5 triliun yang sekarang dipegang oleh 745 miliarder adalah dua pertiga lebih banyak dari US$3 triliun kekayaan yang dimiliki oleh 50% rumah tangga AS terbawah yang diperkirakan oleh Dewan Federal Reserve,” kata laporan itu.
Hampir 89 juta warga Amerika kehilangan pekerjaan selama pandemi, kata laporan itu.
Ada 7,7 juta orang yang menganggur di ekonomi terbesar dunia itu pada September, menurut data terbaru oleh Departemen Tenaga Kerja AS.