Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya serta kerajinan khas yang merupakan hasil karya masyarakat setempat. Hasil kerajinan tersebut memiliki nilai budaya yang tinggi serta kebanyakan dibuat dengan cara yang masih tradisional. Hal tersebut ternyata juga berlaku pada kerajinan sarung hitam Kajang Bulukumba.
Sesuai dengan namanya, sarung khas Kajang ini berwarna hitam dan memiliki corak yang khas. Tetapi siapa sangka ternyata warna hitam yang menjadi ciri khas sarung Kajang tersebut justru berasal dari ekstrak tumbuhan. Meskipun begitu warna hitam pada sarung ini terbukti tahan lama dan tidak mudah pudar meskipun dibuat dari pewarna alami.
Pastinya kamu penasaran kan dengan pewarna alami yang bisa membuat warna sarung khas Kajang ini tahan lama? Ternyata ekstrak alami pewarna hitam pada sarung tersebut berasal dari tumbuhan yang diambil daunnya, menurut masyarakat adat setempat daun tersebut diberi nama daun tarung.
Tumbuhan tersebut ternyata tumbuh dengan subur di sekitar rumah warga sehingga masyarakat setempat bisa menemukan dengan mudah tumbuhan ini. Tumbuhan pewarna alami yang memberikan warna hitam tahan lama pada sarung khas Kajang tersebut ternyata sudah dikenal sejak lama dan merupakan resep turun temurun sejak zaman nenek moyang.
Sekilas jika dilihat, tumbuhan tarung ini memiliki daun yang ukurannya tidak terlalu besar. Selain itu tumbuhan ini mirip dengan tanaman semak-semak tetapi dibalik itu ternyata memiliki manfaat yang luar biasa sebagai pewarna sarung.
Untuk memperoleh warna hitam pada sarung khas Kajang, dibutuhkan proses yang tidak terlalu rumit. Proses pembuatan sarung hitam tersebut biasanya dimulai dengan merendam benang pada daun tarung yang sudah dicampur dengan abu dapur serta kapur.
Uniknya, dahulu masyarakat setempat membuat benang sendiri sebagai bahan sarung. Benang tersebut dibuat dari kapas yang diolah sendiri sehingga menghasilkan benang untuk pembuatan sarung khas Kajang. Tetapi saat ini masyarakat sudah beralih memakai benang katun putih yang didapatkan dari Makassar.
Dengan begitu masyarakat tak perlu repot membuat benang sendiri. Dari benang katun putih yang diperoleh tersebut selanjutnya direndam bersama daun tarung agar menjadi bahan pembuat sarung hitam khas Kajang dengan corak yang khas serta warna hitamnya yang tahan lama. Biasanya sarung tersebut dipakai para pria Kajang terutama ketika sedang mengadakan kegiatan adat setempat.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!