CakapCakap – Cakap People! Setidaknya satu gejala long COVID-19 ditemukan pada 37 persen pasien tiga hingga enam bulan setelah mereka terinfeksi virus. Demikian hasil sebuah penelitian besar dari Universitas Oxford dan National Institute for Health Research menunjukkan pada hari Rabu, 29 September 2021.
Gejala yang paling umum termasuk masalah pernapasan, kelelahan, rasa sakit dan kecemasan, kata Universitas Oxford, setelah menyelidiki gejala pada lebih dari 270.000 orang yang pulih dari COVID-19, Reuters melaporkan.
Gejalanya lebih sering di antara orang-orang yang sebelumnya dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 dan sedikit lebih umum di antara wanita, menurut penelitian tersebut.
Studi ini tidak memberikan penyebab terperinci dari gejala long COVID, tingkat keparahannya, atau berapa lama mereka bisa bertahan.
Namun, dikatakan bahwa orang tua dan pria memiliki lebih banyak kesulitan bernapas dan masalah kognitif, sedangkan orang muda dan wanita memiliki lebih banyak gejala sakit kepala, sakit perut, dan kecemasan atau depresi.
“Kita perlu mengidentifikasi mekanisme yang mendasari beragam gejala yang dapat mempengaruhi orang yang selamat,” kata profesor Universitas Oxford Paul Harrison, yang memimpin penelitian.
“Informasi ini akan sangat penting jika konsekuensi kesehatan jangka panjang dari COVID-19 ingin dicegah atau diobati secara efektif,” tambah Harrison.
Pada Juli 2021, Inggris mengatakan mendukung 15 studi baru tentang pengobatan dan diagnosis “long COVID“, yang merupakan suatu kondisi yang dapat mencakup banyak gejala dan berlangsung selama berbulan-bulan setelah serangan awal infeksi COVID-19.
Reuters melaporkan, proyek-proyek yang mendapatkan pendanaan dari pemerintah ini fokus pada pemahaman yang lebih baik tentang kondisi tersebut, mengidentifikasi perawatan yang efektif dan cara terbaik untuk merawat mereka yang menderita long COVID.
Orang-orang dengan long COVID memiliki gejala mulai dari kelelahan dan kabut otak (brain fog) hingga sesak napas dan kerusakan organ, kata para ahli.
“Paket penelitian ini akan memberikan harapan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang dengan masalah kesehatan jangka panjang setelah COVID-19,” kata Nick Lemoine, ketua komite pendanaan long COVID dari National Institute for Health Research.