in ,

Mengenang 76 Tahun Bom Hiroshima, Warga Kesakitan Tapi Tak Bisa Teriak Karena Tenggorokan

Banyak warga yang meninggal dan mengalami luka parah akibat ledakan bom di Hiroshima

CakapCakapCakap People, berakhirnya Olimpiade Tokyo 2020 membuat kita mengenang tragedi berdarah 75 tahun yang lalu yaitu ledakan bom di Hiroshima, Jepang yang menewaskan ratusan ribu orang dan puluhan ribu lainnya terdampak radiasi atom.

Seperti yang diketahui pada akhir Perang Dunia II, AS menjatuhkan sebanyak dua bom dengan nama sandi “Fat Man,” dan “Little Boy” dari pembom B-29 yang disebut Enola Gay.

Korban bom Hiroshima. Gambar via Yourtango.com

Pukul 08.15 pada 6 Agustus 1945, “Little Boy” menghancurkan dua pertiga kota Hiroshima dalam sekejap. Lebih dari 140.000 orang tewas akibat ledakan termasuk anak-anak, pria, wanita, dan juga warga sipil yang tidak terlibat dalam perang.

Para korban bom Hiroshima memang tidak semuanya meninggal, karena ada yang masih hidup hingga saat ini.

Kondisi Korban Bom Hiroshima

Beberapa saat usai bom Hiroshima terjadi, asa-asap mulai menghilang dan suara pun menjadi senyap, saat itu juga mulai terlihat banyak korban yang berjatuhan. Banyak dari mereka (korban) mengalami kebutaan, mata mereka terbakar dari rongganya. Wajah para korban meleleh dan pecah-pecah, bahkan ada beberapa kehilangan anggota badan atau cacat serius.

Ledakan bom di Hiroshima. Gambar via idntimes.com

Para korban yang selamat menderita kulit pecah-pecah, mereka tidak bisa berteriak karena mulut dan rongga tenggorokan hancur. Akibat dari radiasi, para korban meninggal secara perlahan. Belum lagi trauma mendalam yang dialami korban selamat pada saat itu.

Hibakusha adalah sebutan untuk korban yang selamat dari bom Hiroshima dan juga Nagasai, Jepang. Meskipun selamat dari ledakan, namun para Hibakusha dapat menderita kondisi serius mulai dari luka bakar radiasi yang intens, penyakit darah, gangguan sistem saraf, masalah pernapasan, kemandulan, dan peningkatan risiko kanker.

Beberapa Hibakusha akan menjalani hidup dengan pola dari pakaian yang mereka kenakan terbakar di kulit mereka. Di tengah penderitaan seperti itu, penyakit menular merajalela di seluruh penduduk karena infrastruktur yang lumpuh dan paparan limbah mentah. Disentri, kolera, polio, radang paru-paru, tipus, dan lainnya.

Tragedi bom Hiroshima dan Nagasaki menjadi saksi sejarah yang memilukan ya Cakap People, betapa banyaknya orang yang tak bersalah menjadi korban dan tentunya hal ini menjadi luka yang sangat mendalam untuk Jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kota Austin di AS Hanya Punya Enam Tempat Tidur ICU Tersisa; Peringatkan Situasi COVID-19 yang ‘Mengerikan’

Aksi Protes Anti-Militer Myanmar Pecah di Seluruh Negara pada Peringatan Pemberontakan 1988