in ,

Thailand Bakal Campur Dosis Vaksin COVID-10 Sinovac dan AstraZeneca

Dosis kedua AstraZeneca akan diberikan tiga atau empat minggu setelah suntikan pertama Sinovac.

CakapCakapCakap People! Pemerintah Thailand akan menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca sebagai dosis kedua bagi mereka yang telah menerima suntikan vaksin Sinovac sebagai dosis pertama mereka dalam upaya meningkatkan perlindungan, katanya pada hari Senin, 12 Juli 2021.

Reuters melaporkan, langkah ini merupakan campuran vaksin pertama di dunia yang diumumkan secara publik dari vaksin China dan vaksin yang dikembangkan Barat. Alasannya, studi pendahuluan baru di Thailand menimbulkan keraguan tentang perlindungan jangka panjang dari dua dosis vaksin Sinovac.

“Ini untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta dan membangun kekebalan tingkat tinggi terhadap penyakit ini,” kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa dosis kedua AstraZeneca akan diberikan tiga atau empat minggu setelah suntikan pertama Sinovac.

Foto: Reuters

Belum ada penelitian khusus tentang pencampuran Sinovac dan AstraZeneca yang dirilis. Akan tetapi, semakin banyak negara yang tengah berupaya untuk melakukan campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda atau memberikan dosis penguat ketiga (booster) di tengah kekhawatiran varian baru dan lebih menular.

Pengumuman itu muncul sehari setelah kementerian kesehatan Thailand mengatakan 618 pekerja medis dari 677.348 personel yang menerima dua dosis vaksin Sinovac terinfeksi dari April hingga Juli. Seorang perawat juga dikabarkan meninggal dunia.

Tak hanya di Thailand, Indonesia juga telah melaporkan infeksi terobosan di antara pekerja medis dan garis depan yang sepenuhnya diinokulasi dengan vaksin Sinovac.

Thailand sekarang berencana untuk memberikan suntikan penguat vaksin mRNA impor kepada pekerja garis depan – yang disuntikkan Sinovac impor sebelum vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal tersedia pada bulan Juni. Indonesia sedang mempertimbangkan booster serupa.

Pada hari Senin, 12 Juli 2021, sebuah studi pendahuluan di Thailand terhadap 700 pekerja medis menunjukkan bahwa tingkat perlindungan Sinovac yang diukur dengan tingkat antibodi berkisar antara 60% dan 70% selama 60 hari pertama setelah dosis kedua. Akan tetapi tingkat perlindungan tersebut terus menurun dari waktu ke waktu dan tampaknya berkurang setengahnya setiap 40 hari.

“Dari penelitian kami, jika staf medis kami menerima dua dosis Sinovac … mereka pasti harus mendapatkan suntikan booster ketiga,” jelas Sira Nanthapisal, seorang peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Thammasat, mengatakan kepada Reuters. Para peneliti belum merilis data studi lengkap mereka.

“Mereka bisa melakukannya baik antara AstraZeneca atau Pfizer ketika tiba, dan kami akan terus memantau antibodi mereka,” kata Sira.

Seorang perwakilan AstraZeneca menolak mengomentari keputusan Thailand. Dia hanya mengatakan bahwa kebijakan vaksinasi adalah masalah yang harus diputuskan oleh masing-masing negara.

Foto: Reuters

Sinovac tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Senin.

Bulan lalu, juru bicara Sinovac Liu Peicheng mengatakan kepada Reuters, hasil awal dari sampel darah yang divaksinasi menunjukkan pengurangan tiga kali lipat dalam efek penetralan terhadap varian Delta dan menyarankan suntikan Sinovac ketiga dapat menimbulkan reaksi antibodi yang lebih tahan lama.

Pada Senin, 12 Juli 2021, Thailand menerapkan pembatasan pergerakan virus corona terberatnya dalam lebih dari setahun di Bangkok dan provinsi sekitarnya. Hal ini dilakukan di tengah terjadinya gelombang varian Alpha dan Delta yang sangat mudah menular. Kasus meningkat menjadi hampir 10.000 per hari dan angka kematian melonjak menembus rekor.

Langkah-langkah itu, akan berlangsung selama dua minggu. Kebijakan tersebut juga termasuk penangguhan yang meluas oleh maskapai penerbangan dan perusahaan bus, jam malam, penutupan mal, dan pembatasan pertemuan lima orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

COVID-19 di Indonesia: Banyak Pasien yang Butuh Oksigen Medis

6 Fakta Italia VS Inggris di Piala Euro 2020, Luke Shaw Ciptakan Gol Tercepat dalam Laga