CakapCakap – Cakap People! Para juara Olimpiade di Olimpiade Tokyo mulai minggu depan bisa melupakan medali yang digantung di leher mereka saat mereka berdiri di podium, berjabat tangan dengan pejabat tinggi dan merayakan kesuksesan mereka.
Sebagai gantinya, tiga medali akan disajikan di atas nampan kepada para atlet di podium dan mereka kemudian harus mengalungkan medali di leher mereka sendiri di depan tribun kosong. Juga tidak akan ada jabat tangan atau pelukan.
“Medali tidak akan diberikan di leher,” kata Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach di meja bundar media virtual, Rabu, 15 Juli 2021, seperti dikutip Reuters.
“Medali-medali itu akan diserahkan kepada atlet di atas nampan dan atlet akan mengambil medalinya sendiri.”
“Dipastikan orang yang akan meletakkan medali di nampan akan melakukannya dengan sarung tangan disinfektan. Presenter dan atlet akan memakai masker. Tidak akan ada jabat tangan dan pelukan selama upacara,” tambahnya.
Kota tuan rumah, Tokyo, di mana keadaan darurat telah diberlakukan hingga setelah Olimpiade berakhir pada 8 Agustus, mencatat 1.149 kasus COVID-19 baru pada hari Rabu, terbesar dalam hampir enam bulan.
Olimpiade telah kehilangan banyak dukungan publik di Jepang karena kekhawatiran mereka akan memicu gelombang infeksi meskipun tidak ada penonton yang diizinkan masuk ke tempat-tempat olahraga dan ada langkah-langkah kesehatan yang ketat untuk semua peserta Olimpiade.
Perhelatan Olimpiade akan berlangsung tanpa penonton di kota tuan rumah Tokyo. Demikian disampaikan pihak penyelenggara pada Kamis, 8 Juli 2021, ketika kasus virus corona bangkit kembali dan memaksa Jepang untuk mengumumkan keadaan darurat di ibu kota yang akan berlangsung selama acara tersebut.
Meskipun sudah diperkirakan secara luas, langkah itu menandai perubahan tajam dari beberapa minggu yang lalu, ketika pihak penyelenggara mengatakan mereka bertujuan untuk menggelar pertandingan olahraga global itu dengan sejumlah penonton. Acara tersebut bakal diselenggarakan pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, Reuters melaporkan.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan penting untuk mencegah Tokyo, di mana varian Delta COVID-19 yang sangat menular menyebar, menjadi sumber gelombang infeksi lain.