in ,

Inggris Tetap Berlakukan Aturan Karantina Untuk Pelancong dari Prancis saat Kasus COVID-19 Melonjak

Inggris saat ini melaporkan sekitar 10 kali lebih banyak kasus COVID-19 daripada Prancis

CakapCakapCakap People! Inggris mengatakan pada Jumat, 16 Juli 2021, bahwa pihaknya membatalkan rencana pelonggaran aturan virus corona untuk pelancong dari Prancis, yang akan mulai berlaku pada Senin, 19 Juli 2021. Hal itu disebabkan oleh COVID-19 varian Beta, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Siapapun yang tiba dari Prancis harus dikarantina di rumah atau di akomodasi lain selama lima hingga 10 hari, sekalipun mereka sudah divaksinasi COVID-19 secara penuh, kata Kementerian Kesehatan Inggris, seperti dikutip Reuters.

Persyaratan karantina ini akan berakhir seperti yang direncanakan pada hari Senin untuk pelancong yang sudah divaksinasi penuh dari negara lain dalam kategori risiko virus corona “kuning” oleh pemerintah Inggris, yang mencakup sebagian besar Eropa. Sebagaimana diketahui, lebih dari dua pertiga orang dewasa Inggris sudah divaksinasi lengkap.

Siapapun yang tiba dari Prancis harus dikarantina di rumah atau di akomodasi lain selama lima hingga 10 hari. FOTO: AFP

Pada hari Senin, 19 Juli 2021, Inggris akan mengakhiri fase akhir pembatasan dari sebagian besar aturan COVID-19 di negara itu, termasuk mengakhiri sebagian besar kewajiban hukum untuk memakai masker. Tetapi perjalanan ke luar negeri akan tetap tunduk pada persyaratan karantina dan pengujian.

“Dengan pencabutan pembatasan pada hari Senin di seluruh negeri, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan perjalanan internasional dilakukan seaman mungkin, dan melindungi perbatasan kami dari ancaman varian,” kata Menteri Kesehatan Sajid Javid.

Sebelum pandemi virus corona, Prancis adalah tujuan wisata terpopuler kedua di Inggris setelah Spanyol, dan berita itu muncul hanya seminggu sebelum liburan sekolah dimulai di negara itu, ketika jutaan orang biasanya berusaha menyeberangi Selat.

Perubahan itu memicu reaksi marah dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (Iata), yang mengatakan pembatasan perjalanan Inggris dan perubahan pemberitahuan singkat tidak sejalan dengan yang ada di tempat lain di dunia.

“Inggris mengukuhkan dirinya sebagai outlier dalam pendekatannya yang membingungkan untuk perjalanan. Ini, pada gilirannya, menghancurkan sektor perjalanannya sendiri dan ribuan pekerjaan yang bergantung padanya,” direktur jenderal Iata Willie Walsh mengatakan kepada Reuters.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Pengemudi truk akan terus dibebaskan dari persyaratan karantina, tetapi itu akan memengaruhi sebagian besar pelancong lain, termasuk mereka yang transit melalui Prancis dari tempat lain di Eropa.

Inggris saat ini melaporkan sekitar 10 kali lebih banyak kasus COVID-19 daripada Prancis, karena penyebaran cepat virus corona varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, tetapi memiliki sedikit kasus varian Beta yang ditemukan di Prancis.

Karantina untuk kedatangan dari Prancis adalah “tindakan pencegahan … sementara kami terus menilai data terbaru dan melacak prevalensi varian Beta”, kata Kementerian Kesehatan Inggris.

Prancis melaporkan lebih dari 10.000 kasus virus corona baru lagi ketika penyebaran cepat varian Delta yang lebih menular menyebabkan lonjakan infeksi baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Delegasi Olimpiade-Nigeria Jadi Orang Pertama yang Dirawat di RS Akibat COVID-19

Pelaku Diet Wajib Tahu, 7 Jenis Buah yang Cocok Dimakan Malam Hari