in ,

CEO Kaseya AS: Hingga 1.500 Bisnis di Seluruh Dunia Terkena Serangan Ransomware

Sekitar selusin negara yang berbeda telah terdampak akibat ulah pelanggaran tersebut, menurut penelitian yang diterbitkan oleh perusahaan keamanan siber ESET.

CakapCakapCakap People! Antara 800 hingga 1.500 bisnis di seluruh dunia telah terkena serangan ransomware yang berpusat pada perusahaan teknologi informasi Amerika Serikat, Kaseya. Demikian disampaikan CEO Kaseya, Senin, 5 Juli 2021.

Reuters melaporkan, Fred Voccola, CEO Kaseya, perusahaan yang berbasis di Florida ini mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa sulit untuk memperkirakan dampak yang tepat dari serangan hari Jumat tersebut karena mereka yang terkena sebagian besar adalah perusahaan pelanggan yang menggunakan layanan Kaseya.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Kaseya adalah perusahaan perangkat lunak yang menyediakan alat perangkat lunak untuk toko outsourcing TI: perusahaan yang biasanya menangani pekerjaan back-office untuk perusahaan yang terlalu kecil atau sumber daya sederhana untuk memiliki departemen teknologi sendiri.

Serangan ransomware pada hari Jumat itu memungkinkan para peretas melumpuhkan ratusan bisnis di lima benua. Meskipun sebagian besar dari mereka yang terkena dampak adalah usaha kecil – seperti kantor dokter gigi atau akuntan – gangguan lebih terasa di Swedia, di mana ratusan supermarket harus tutup karena mesin kasir mereka tidak beroperasi, atau di Selandia Baru, di mana sekolah dan taman kanak-kanak menjadi offline.

Peretas yang mengaku bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut meminta tebusan bayaran US$70 juta untuk memulihkan semua data bisnis yang terpengaruh, meskipun mereka telah menunjukkan kesediaan untuk meredam tuntutan mereka dalam percakapan pribadi dengan pakar keamanan siber dan dengan Reuters.

“Kami selalu siap untuk bernegosiasi,” kata seorang perwakilan peretas kepada Reuters kemarin. Perwakilan, yang berbicara melalui chat interface obrolan di website peretas, tidak memberikan nama mereka.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Voccola menolak untuk mengatakan apakah dia siap menerima tawaran para peretas untuk sejumlah uang tebusan.

“Saya tidak bisa berkomentar ‘ya,’ ‘tidak’, atau ‘mungkin’,” katanya ketika ditanya apakah perusahaannya akan berbicara atau membayar para peretas. “Tidak ada komentar tentang apapun yang berkaitan dengan negosiasi dengan teroris dengan cara apapun.”

Sekitar selusin negara yang berbeda telah terdampak akibat ulah pelanggaran tersebut, menurut penelitian yang diterbitkan oleh perusahaan keamanan siber ESET.

Pada hari Minggu, Gedung Putih mengatakan sedang menjangkau para korban serangan tersebut “untuk memberikan bantuan berdasarkan penilaian risiko nasional.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bharat Biotech India Sebut Vaksin Buatan Mereka 93,4% Efektif Melawan COVID-19 yang Parah

Israel Laporkan Penurunan Perlindungan Vaksin Pfizer Terhadap COVID-19