CakapCakap – Cakap People! Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan pada Jumat, 16 Juli 2021, bahwa pihaknya telah memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan darurat pada vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinopharm China.
Reuters melaporkan, vaksin COVID-19 Sinopharm di Malaysia didaftarkan oleh perusahaan farmasi Duopharma, kata Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah dalam sebuah pernyataan.
Duopharma sebelumnya telah mengumumkan kesepakatan untuk memasok pemerintah Malaysia dengan 6,4 juta dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia.
Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas pengumuman kementerian untuk Sinopharm.
Pihak berwenang juga telah memberikan persetujuan bersyarat untuk vaksin COVID-19 Janssen yang dibuat oleh pembuat obat AS Johnson & Johnson dan diproduksi di Belgia, kata Dr Noor Hisham.
Malaysia sebelumnya telah menyetujui batch vaksin Janssen lainnya yang telah diberi lampu hijau untuk penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam konferensi pers pada hari Kamis, 15 Juli 2021, Menteri Kesehatan Adham Baba mengumumkan keputusan Malaysia untuk menghentikan pemberian vaksin Sinovac di luar stok saat ini, dengan alasan ada cukup pasokan dosis vaksin dari Pfizer-BioNTech.
Dr Baba mengatakan keputusan untuk menghentikan pemberian dosis Sinovac yang diproduksi China terutama karena pasokan vaksin. Negara Asia Tenggara itu telah mendapatkan dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang cukup untuk mencakup 70 persen populasi, dibandingkan dengan 16 juta dosis suntikan Sinovac.
Malaysia telah sepenuhnya memvaksinasi 12,3 persen, atau empat juta orang, dari 32 juta penduduknya. Setidaknya 26,5 persen dari populasi telah menerima setidaknya satu dosis, kata para pejabat.