in ,

Keluarga di Malaysia Ini Terinfeksi COVID-19 Varian Delta Meski Tinggal di Rumah Sejak April 2021

Berdasarkan website Committee for Ensuring Access to COVID-19 Vaccine Supply, total 50,2 persen populasi negara bagian telah menerima suntikan pertama mereka, sementara Selangor mencapai 24,1 persen.

CakapCakapCakap People! Di Malaysia, Noriah Bakar dan keluarganya sebagian besar menghabiskan waktunya dengan tinggal di rumah sejak April tahun ini.

Meskipun demikian, wanita berusia 36 tahun itu mengatakan bahwa suami dan dua putranya dites positif terinfeksi virus corona varian Delta minggu lalu, ketika Malaysia berjuang untuk menahan kebangkitan infeksi COVID-19 di negara itu.

Rekor tertinggi 11.618 kasus baru dilaporkan pada Rabu, 14 Juli 2021, sehingga total kumulatif sejauh ini menjadi 867.567. Pada hari Selasa, 13 Juli 2021, negara itu melaporkan 11.079 kasus baru, pertama kalinya infeksi harian melampaui angka lima digit.

“Kami tercengang karena sejak pertengahan April, suami saya hanya keluar sekali untuk mengambil dokumen kerja, dan saya hanya keluar rumah dua kali sekitar tiga minggu yang lalu untuk janji vaksinasi dan membeli roti,” kata ibu rumah tangga ini, yang berasal dari Subang Jaya, negara bagian Selangor, kepada The Straits Times.

“Kami sangat bergantung pada layanan online untuk bahan makanan meskipun menghabiskan banyak uang, jadi kami tidak bisa mengerti apa yang salah yang sudah kami lakukan,” tambahnya.

Seorang pekerja medis menangani tes COVID-19 di tempat pengujian di Shah Alam pada 27 Mei 2021. FOTO: AFP

Direktur Jenderal Kesehat Malaysia Noor Hisham Abdullah memperingatkan pada hari Selasa bahwa jumlah kasus baru dapat meningkat selama dua minggu ke depan karena varian Delta yang sangat menular, yang dapat dengan mudah ditularkan melalui udara, telah terdeteksi di hampir setiap negara bagian.

Pertama kali diidentifikasi di India, varian Delta adalah 55 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha, yang berasal dari Inggris dan varian itu sendiri sekitar 50 persen lebih mudah menular daripada varian pertama yang terdeteksi di Wuhan, China, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pakar medis mencatat bahwa varian Delta memiliki nilai R0 (R-naught) atau jumlah rata-rata infeksi baru yang dihasilkan oleh setiap kasus lima hingga delapan sedangkan yang asli Wuhan memiliki nilai R0 2,2 hingga tiga.

“Kemungkinan B.1.617.2 (Delta) akan menggantikan varian lain seperti yang terjadi di belahan dunia lain, dan itu menjadi perhatian besar,” kata Profesor Awang Bulgiba Awang Mahmud, Ahli Epidemiologi COVID-19 pemerintah, Ketua Gugus Tugas Analisis dan Strategi, mengatakan kepada The Straits Times.

Terlepas dari munculnya varian baru, Dr Bulgiba mengatakan kombinasi penularan masyarakat yang meluas, penyebaran melalui udara karena ventilasi yang buruk dan kepatuhan yang buruk terhadap protokol kesehatan karena kelelahan pandemi adalah salah satu alasan lonjakan kasus di seluruh negeri.

Malaysia sejauh ini mencatat 273 kasus kumulatif yang dikategorikan sebagai variant of concern, di mana 67 di antaranya adalah infeksi varian Delta.

Sementara itu, skrining COVID-19 telah melonjak lebih dari 30 persen. Antara 6 Juli hingga 12 Juli, total 825.373 tes dilakukan, 200.728 lebih banyak dari antara 29 Juni hingga 5 Juli.

Ahli epidemiologi dan biostatistik Kamarul Imran Musa, yang merupakan profesor di Universiti Sains Malaysia, mengatakan kepada Straits Times: “Dengan lebih banyak tes mengarah ke lebih banyak kasus, lebih banyak penularan menyebabkan lebih banyak kasus. Jadi untuk lebih yakin, kita dapat melihat tingkat positifnya. Sayangnya, sejak sekitar seminggu terakhir, tingkat kepositifan tampaknya berada pada tren meningkat yang menunjukkan peningkatan penularan.”

Beberapa negara bagian, seperti Selangor, telah mencatat tingkat positif melebihi 10 persen selama tujuh hari berturut-turut.

Dalam upaya untuk mengekang penyebaran penyakit ini, beberapa negara bagian dan daerah sekarang berada di bawah perintah kontrol pergerakan yang ditingkatkan (EMCO) di mana warga tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli barang-barang penting dan mengurus masalah medis, termasuk vaksinasi.

“Satu-satunya strategi pencegahan jangka panjang yang nyata adalah vaksinasi,” kata Dr Bulgiba.

Dia mengatakan vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty dan AstraZeneca bekerja melawan varian Delta dan Beta setelah dua dosis, sementara satu dosis tidak menawarkan perlindungan yang optimal.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Pakar medis telah menyarankan cara bagi pemerintah untuk meningkatkan vaksinasi, termasuk dengan memotong interval antara dosis untuk vaksin AstraZeneca menjadi empat minggu, bukan sembilan. Langkah lain adalah dengan mencampurkan dosis untuk vaksin COVID-19.

“Saya sangat menyarankan agar tingkat vaksinasi ditingkatkan terutama di daerah berisiko tinggi untuk memastikan bahwa semua orang yang memenuhi syarat dan rentan divaksinasi secepat mungkin. Tingkat vaksinasi Selangor sedang ditingkatkan secara besar-besaran tetapi cakupan dua dosisnya masih tertinggal di belakang Sarawak,” kata Dr Bulgiba.

“Tidak dapat disangkal bahwa Sarawak melakukan pekerjaan yang cukup baik untuk memvaksinasi masyarakatnya meskipun ada tantangan logistik besar yang dihadapinya,” tambahnya.

Berdasarkan website Committee for Ensuring Access to COVID-19 Vaccine Supply, total 50,2 persen populasi negara bagian telah menerima suntikan pertama mereka, sementara Selangor mencapai 24,1 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Indonesia Puncaki 50.000 Kasus COVID-19 Dalam Sehari; Rekor Hari Ketiga Berturut-turut

Bikin Haru, Pendaki Ini Ajak Anjingnya Naik Gunung Favorit Sebelum Mati