CakapCakap – Cakap People! Brasil pada Sabtu, 19 Juni 2021, melewati ambang suram 500.000 kematian akibat virus corona, kata Menteri Kesehatan negara itu, berada di posisi tertinggi kedua di dunia dalam kematian akibat COVID-19, di belakang Amerika Serikat.
“500.000 nyawa hilang karena pandemi yang memengaruhi Brasil dan dunia kita,” tweet Menteri Kesehatan Marcelo Queiroga, tanpa menyebutkan jumlah korban tewas dalam 24 jam terakhir, AFP melaporkan seperti yang dilansir Channel News Asia.
Hingga Jumat, 18 Juni 2021, Kementerian Kesehatan Brasil telah mencatat 498.499 kematian, dengan rata-rata harian lebih dari 2.000 dalam tujuh hari terakhir.
Menurut konsorsium kelompok media utama negara itu, jumlah korban tewas secara keseluruhan naik menjadi 500.022 Sabtu sore. Pemerintah merilis jumlah korban setelah pukul 21.00 GMT.
Brasil, dengan populasi 212 juta, menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang melampaui 500.000 kematian akibat COVID-19.
Negara Amerika Selatan itu mengalami gelombang kedua pandemi tahun ini, ketika mencapai 4.000 kematian per hari.
Brasil sekarang tampaknya bergulat dengan gelombang ketiga dalam wabahnya, dengan infeksi dan kematian yang melonjak.
Menurut laporan mingguan terbaru dari yayasan penelitian medis Fiocruz, negara itu berada dalam situasi “kritis” dengan jumlah kematian yang tinggi dan kemungkinan hal-hal memburuk dalam beberapa minggu mendatang saat musim dingin tiba di belahan bumi selatan.
Para ahli khawatir tentang peluncuran kampanye vaksinasi yang lambat di negara itu, penyebaran varian virus yang lebih agresif, dan permusuhan Presiden Jair Bolsonaro terhadap tindakan pencegahan seperti pemakaian masker dan pembatasan penguncian.
Queiroga mengungkapkan dalam tweet-nya bahwa dia bekerja “tanpa lelah untuk memvaksinasi semua warga Brasil dalam waktu sesingkat mungkin dan mengubah skenario ini yang telah mengganggu kami selama lebih dari setahun.”
Sebelumnya, para ilmuwan juga memperingatkan bahwa rumah sakit yang penuh sesak, petugas kesehatan yang kelelahan, dan faktor-faktor lain menciptakan kondisi ideal untuk munculnya “jamur super”.
Melansir The Independent, Selasa, 15 Juni 2021, seperti dijelaskan dalam Journal of Fungi, dua kasus pertama infeksi jamur Candida auris pada pasien COVID, dilaporkan di sebuah rumah sakit di Salvador di negara bagian Bahia, Brasil.
“Sembilan pasien Cauris lainnya telah didiagnosis di rumah sakit yang sama, beberapa terjangkit dengan jamur di organisme mereka tetapi tidak membahayakan dan yang lain terinfeksi,” rekan penulis studi Arnaldo Colombo dari Universitas Federal Sao Paulo mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Meski tidak ada kasus lain yang dilaporkan di Brasil sejak saat itu, para peneliti mengatakan ada alasan untuk khawatir.