in ,

Penelitian pada Hewan; Obat Antibodi Ganda Efektif Melawan Varian COVID-19

Para peneliti mengevaluasi terapi kombinasi resmi FDA yang dibuat oleh Regeneron, Eli Lilly dan terapi antibodi tunggal, sotrovimab, oleh Vir Biotechnology Inc dan GlaxoSmithKline.

CakapCakapCakap People! Terapi COVID-19 yang terbuat dari campuran dua jenis antibodi efektif melawan berbagai varian virus corona dalam penelitian tikus dan hamster. Demikian Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis melaporkan pada Senin, 21 Juni 2021.

Antibodi digunakan untuk mengobati kasus COVID-19, seringkali diberikan pada awal proses. Mantan Presiden AS Donald Trump dirawat dengan koktail antibodi oleh Regeneron Pharmaceuticals pada Oktober 2020 lalu setelah ia dinyatakan positif COVID-19.

Foto: Reuters

Melansir Channel News Asia, studi terbaru termasuk tiga dari empat varian yang telah ditetapkan sebagai “variant of concern” oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk varian Alpha, yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, varian Beta, pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan varian Gamma pertama kali ditemukan di Brasil, serta varian Delta yang muncul dari India mirip variant of concern.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS pada bulan April mencabut izin penggunaan darurat terapi antibodi tunggal Eli Lilly, bamlanivimab, dengan mengatakan ada peningkatan sirkulasi varian yang resisten terhadap terapi bila digunakan sendiri.

Penelitian lain sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa terapi kombinasi antibodi tetap ampuh melawan varian virus corona yang muncul yang resisten terhadap terapi antibodi tunggal.

Studi terbaru menemukan bahwa kombinasi dua antibodi sering mempertahankan potensi melawan varian bahkan ketika salah satu dari dua antibodi kehilangan sebagian atau semua kemampuan untuk menetralkan varian dalam studi laboratorium.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Penelitian, yang dilakukan pada tikus dan hamster, menguji semua terapi antibodi tunggal dan kombinasi yang diizinkan untuk penggunaan darurat oleh FDA terhadap varian virus internasional dan AS yang muncul.

Para peneliti mengevaluasi terapi kombinasi resmi FDA yang dibuat oleh Regeneron, Eli Lilly dan terapi antibodi tunggal, sotrovimab, oleh Vir Biotechnology Inc dan GlaxoSmithKline.

Mereka juga menilai antibodi yang saat ini dalam uji klinis oleh AbbVie, Vir dan AstraZeneca.

“Resistensi muncul dengan beberapa monoterapi, tetapi tidak pernah muncul saat dengan terapi kombinasi,” tulis rekan penulis studi Jacco Boon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jerman Bakal Tingkatkan Vaksinasi Seiring Penyebaran Cepat Varian Delta COVID-19

Studi: Pembangkit Listrik Tenaga Air Amazon Sumbang Emisi Rumah Kaca yang Signifikan