in ,

Menurut Studi, Berikut 3 Gejala Umum Corona Varian Delta yang Perlu Diketahui

Menurut Studi, Berikut 3 Gejala Umum Corona Varian Delta yang Perlu Diketahui Gejala nomor satu adalah sakit tenggorokan yang sering dianggap sebagai flu biasa

CakapCakap – Cakap People, bukan rahasia lagi jika saat ini virus corona berkembang jadi beberapa mutan. Salah satu yang sedang mewabah dan cukup diwaspadai ialah virus corona varian Delta. Jenis mutan ini kabarnya telah menyebar ke beberapa negara.

Varian mutan ini pertama kali terdeteksi di India, dengan gejala yang dirasakan seperti flu buruk sebagaimana data yang dikumpulkan dalam bagian studi gejala Zoe Covid berbasis aplikasi menurut Tim Spector, yakni seorang profesor epidemiologi genetik dari King’s College London selaku pemimpin penelitian.

Dikatakan varian delta lebih menular. Gambar via kompas.com

Menurut studi terbaru di Inggris, setidaknya dijumpai 3 gejala umum terkait virus corona varian Delta, antara lain seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, serta pilek.

“Covid … bertindak berbeda sekarang, lebih seperti flu yang buruk,” kata Spector, dikutip CNN Indonesia dari The Guardian.

Mungkin orang-orang mengira jika mereka hanya terkena flu musiman. Sehingga masih berani pergi ke pesta yang kemungkinan akan menimbulkan banyak masalah.

“… jadi yang benar-benar penting untuk disadari adalah bahwa sejak awal Mei, kami telah melihat gejala teratas di semua pengguna aplikasi, dan mereka tidak sama seperti sebelumnya,” jelasnya.

“Jadi gejala nomor satu adalah sakit kepala, diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek dan demam, lanjutnya.

NHS menyebut jika gejala klasik Covid-19 ialah batuk, demam, serta hilang penciuman atau rasa. Namun data menunjukkan jika varian Delta setidaknya 40% lebih menular dibanding varian Alpha yang terdeteksi pertama kali di Kent. Selain itu, tampaknya bakal menggandakan peluang dilakukan rawat inap.

Hal tersebut kemungkinan bisa menjadikan vaksin kurang efektif, terlebih jika hanya satu dosis saja.

Virus corona telah berkembang jadi beberapa varian. Gambar via kompas.com

“Saya pikir pesannya di sini adalah bahwa jika Anda masih muda dan mengalami gejala yang lebih ringan, itu mungkin hanya terasa seperti pilek atau tidak enak badan … tetap di rumah dan lakukan tes,” terang Spector.

Perusahaan ilmu kesehatan Zoe menjalankan aplikasi yang didirikan oleh Spector bersama King’s College London sebagai penyedia analisis ilmiah, di mana mempunyai lebih dari 4 juta kontributor di seluruh penjuru dunia.

Berbekal data yang diterbitkan per 10 Juni, kasus jauh lebih tinggi serta meningkat lebih cepat di populasi yang tak divaksin di Inggris. Paling banyak kasus meningkat di rentang usia 20 hingga 29 tahun, serta 0 sampai 19 tahun di urutan kedua.

Total peningkatan kasus tersebut diprediksi berasal dari tingkat penularan serta lemahnya pengaplikasian jarak sosial Cakap People.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Akibat Ulah Cristiano Ronaldo, Coca Cola Kehilangan Rp 57 T

AS Sahkan 14 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson