CakapCakap – Cakap People! Perdana Menteri Thailand meminta maaf dan menyalahkan dirinya pada Selasa, 15 Juni 2021 atas penundaan vaksinasi virus corona, sementara ribuan perusahaan swasta dan organisasi publik berlomba untsuk mengamankan dosis yang diimpor oleh akademi yang didukung kerajaan.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan penundaan itu disebabkan oleh masalah pasokan dan distribusi, setelah beberapa rumah sakit di Bangkok terpaksa menunda jadwal vaksinasi minggu ini, Reuters melaporkan.
“Saya minta maaf atas masalah ini dan ingin bertanggung jawab penuh untuk menyelesaikannya,” kata Prayut kepada wartawan.
“Kami akan mencoba mengelola ini dengan lebih baik ke depan.”
Sejauh ini, 4,76 juta dari lebih dari 66 juta penduduk Thailand telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19.
Strategi Thailand sangat bergantung pada perusahaan lokal yang dimiliki oleh sang Raja, yang membuat vaksin AstraZeneca untuk didistribusikan di Asia Tenggara tetapi harus menunda dan mengurangi beberapa pengiriman.
Thailand telah berebut untuk mendapatkan lebih banyak vaksin dan mendiversifikasi merek dalam beberapa bulan terakhir.
Hampir 7.000 organisasi, termasuk perusahaan swasta dan organisasi provinsi, sedang mencari “vaksin alternatif” dari sebuah akademi yang diketuai oleh adik bungsu Raja, Putri Chulabhorn, kata akademi itu.
Dikatakan pekan lalu bahwa satu juta dosis vaksin Sinopharm harus tersedia mulai 20 Juni 2021.
Opas Karnkawinpong dari Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengatakan dia memperkirakan 6,5 juta dosis vaksin virus corona akan didistribusikan secara total bulan ini, di mana 3,5 juta di antaranya telah dikirimkan.
Thailand akan melanjutkan rencana bulan depan untuk membuka kembali wisatawan asing yang sudah divaksinasi, dimulai dengan pulau resor paling populer Phuket yang akan menjadi pilot project (skema percontohan). Langkah ini dilakukan ketika pemerintah mencoba untuk menghidupkan kembali pariwisata sambil memerangi wabah virus corona terbesarnya sejauh ini.
Melansir The Straits Times, rencana tersebut telah disetujui oleh gugus tugas ekonomi pemerintah pada Jumat, 4 Juni 2021, dan datang hanya beberapa hari sebelum dimulainya upaya vaksinasi massal, yang keberhasilannya akan menentukan kapan Thailand dapat sepenuhnya memulai kembali industri yang menarik 40 juta wisatawan setiap tahun sebelum pandemi.