CakapCakap – Cakap People! Regulator obat Eropa pada hari Jumat, 11 Juni 2021, menyarankan agar tidak menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada orang dengan riwayat kondisi pendarahan yang langka dan mengatakan pihaknya sedang mencari kasus peradangan jantung setelah inokulasi dengan semua suntikan virus corona.
Reuters melaporkan, komite keamanan European Medicines Agency (EMA) dalam evaluasinya mengatakan bahwa sindrom kebocoran kapiler harus ditambahkan sebagai efek samping baru pada pelabelan pada vaksin AstraZeneca.
Ini adalah suatu kondisi di mana darah bocor dari pembuluh terkecil ke otot dan rongga tubuh dan ditandai dengan pembengkakan dan penurunan tekanan darah.
Regulator pertama kali mulai menyelidiki kasus-kasus ini pada bulan April dan rekomendasi tersebut menambah kesengsaraan AstraZeneca setelah vaksinnya dirundung masalah, termasuk kemungkinan kaitan dengan masalah pembekuan darah yang langka.
Bulan lalu, EMA telah menyarankan agar tidak menggunakan suntikan AstraZeneca kedua untuk orang-orang dengan kondisi pembekuan darah.
Pengawas juga memperluas penyelidikannya ke dalam kasus miokarditis dan perikarditis setelah inokulasi dengan vaksin AstraZeneca dan suntikan vaksin lainnya dari Pfizer, Moderna dan J&J.
Brasil menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer untuk anak di atas 12 tahun
Regulator kesehatan Brasil, Anvisa, pada hari Jumat, 11 Juni 2021, mengatakan telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNtech untuk anak-anak di atas usia 12 tahun.
Menurut laporan Reuters, Anvisa mengatakan pihaknya menyetujui tindakan tersebut setelah melihat penelitian, yang dilakukan di luar Brasil, yang menunjukkan keamanan dan kemanjuran untuk kelompok usia.
Vaksin yang pertama di Brasil menerima persetujuan definitif dari Anvisa ini sudah diizinkan untuk digunakan pada remaja berusia 16 tahun ke atas, kata regulator. Ia menambahkan bahwa vaksin Pfizer saat ini adalah satu-satunya yang diizinkan untuk digunakan pada anak di bawah umur.