Yanita Nurhasanah
CakapCakap – Cakap People, istilah Revolusi Industri 4.0 tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah ini secara sederhana merujuk pada konsep Industri di era digital/era teknologi informasi dan komunikasi, yang dipaparkan kepada publik di acara Hannover Messe di kota Hannover, Jerman pada tahun 2011.
Istilah ini kemudian kembali populer pasca serangan Covid-19 melanda dunia sehingga banyak perubahan sistem terutama di bidang teknologi yang berubah drastis mengikuti kebutuhan masyarakat di awal tahun 2020, sehingga perubahan ini pun melahirkan New Revolusi Industri menuju 5.0 di tahun 2021.
Revolusi Industri tidak hanya terjadi pada bidang teknologi semata, tapi revolusi ini juga sekaligus mengubah perilaku sosial baik dari perilaku industri maupun dari perilaku sosial masyarakat pada umumnya. Sehingga muncullah istilah populer, yaitu Revolusi Society 5.0.
Era masyarakat 5.0 atau super smart society (society 5.0) sebenarnya telah diperkenalkan oleh pemerintah Jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai solusi dan tanggapan dari revolusi industri 4.0, dan dianggap akan menimbulkan degradasi manusia.
Setelah memasuki era revolusi industri, Indonesia akan memasuki era society 5.0. Lantas apa yang perlu dipersiapkan?
“Adanya pembaharuan pada era tersebut dapat menghasilkan nilai baru dengan elaborasi dan kerja sama pada sistem, informasi dan teknologi yang juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan atau Human Capital,” ungkap Alamsyah (CEO Goo Digital).
Untuk menghadapi tantangan baru di era society 5.0 ini, tentu saja butuh new infrastruktur dan new platform dalam bidang teknologi untuk menyeimbangkan kebutuhan masyarakat di new era society 5.0.
Dengan percepatan teknologi informasi di tahun 2021 tentu saja hal ini ikut memengaruhi percepatan kebutuhan masyarakat dalam menunjang gaya hidup baru mereka yang kompatibel dengan perangkat teknologi terbaru yang mereka gunakan.
Termasuk dalam mengakses informasi, saat ini perilaku publik lebih banyak mengakses info secara cepat melalui sosial media ketimbang melalui platform berita secara terpisah.
Hal ini karena prinsip dasarnya para user sosial media ini ingin mengupdate info secara cepat tanpa harus mengakses berbagai macam aplikasi, bahkan mereka hanya menggunakan sosial media yang sesuai dengan gaya hidup dan kenyamanannya dalam berbagi info, sehingga sebagian orang tentu saja hanya akan fokus minimal pada satu aplikasi sosial media saja dan paling maksimal 3 aplikasi.
Kondisi ini pun sejalan dengan hasil survey yang dilakukan oleh Hootsuite (We are Social) di mana rata-rata pengguna sosial media hanya memilih maksimal 3 aplikasi yang paling aktif digunakan, dan dari keaktifan tersebut ternyata para user sosial media ini memilih aplikasi atau platform sosial media berdasarkan fitur atau treatment yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing user.
Sehingga pemanfaatan untuk platform sosial media ini jika ingin di optimalkan oleh para pelaku industri atau pelaku bisnis sebagai ujung tombak penyebaran info atau promosi produknya membutuhkan effort khusus atau treatment khusus dalam mengelola platform digital mereka agar target market tercapai maksimal.
Namun karena ini merupakan transisi dari Old System (konvensional) ke New System dalam pengelolaan platform digital di industri atau platform bisnis, sehingga tidak semua industri atau platform bisnis siap akan perubahan teknologi tersebut.
Maka atas dasar inilah Goo Digital diciptakan sebagai new plaform digital untuk menjadi solusi atas ketimpangan revolusi industri teknologi ini, agar bisa memaksimalkan penggunaan platform digital dalam mencapai target market bisnis atas perilaku customer yang juga telah berubah menjadi Warga Society 5.0.
Mengenai Goo Digital
Goo Digital resmi dirilis ke publik pada tanggal 8 Juni 2021, di mana peluncuran resminya dilakukan secara live melalui platform Instagram dengan tujuan agar bisa disaksikan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat baik skala lokal, nasional maupun internasional.
Goo Digital diciptakan sebagai new platform di bidang Digital Marketing Strategy dengan tag line “Goo To The Next Level” ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi seluruh stakeholder menuju level optimalisasi platform digital yang lebih maksimal dari sebelumnya.
Dalam acara Soft Launching Goo Digital yang berlangsung tanggal 8 Juni kemarin, tidak hanya memperkenalkan Logo Goo Digital pertama kalinya ke publik, tapi menariknya dalam acara ini juga menghadirkan 3 narasumber antara lain:
- Narsum 1 : Int. GMCT, Ancha Gemilang Sangulu, PA.T, MM.PA (International Grand Master Coach Trainer dan Motivator World Intuition University) dengan materi “Motivator Digital Marketing & Sales”.
- Narsum 2 : Afdhalul Khair (CEO Cakapcakap.com) materi “Perkembangan Digital Teknologi 5.0 di skala International” (Live Interactive from Australia), dan
- Alamsyah Amiruddin (Founder & CEO Doox.in dan Goodigital.id) materi “Product knowledge tentang Goo Digital sebagai new platform untuk Digital Marketing Strategy)
Selain menghadirkan narasumber yang bonafit bagi netizen, kami juga memberikan reward kepada netizen yang mengikuti acara Soft Launching Goo Digital sampai akhir, yaitu membagikan voucher pulsa senilai 150 ribu bagi 3 pemenang sebagai peserta dengan pertanyaan terbaik.
Tidak hanya itu, Goo Digital juga mengajak netizen mengikuti challenge #GoyanginAja khusus bagi pengguna platform sosial media Tiktok, challenge ini memperebutkan hadiah Top Up Saldo e-money senilai 300 ribu rupiah untuk 3 orang peserta paling effort atau peserta paling kreatif dalam membuat video Tiktok challenge sesuai yang di intruksikan di akun Instagram @goodigital.id dan di akun Tiktok @goodigital.id
Bagi business owner yang membutuhkan informasi atau ingin konsultasi secara gratis untuk mendapatkan insight tentang Digital Marketing Strategy dalam menjalankan unit bisnis atau platform bisnisnya, bisa langsung akses ke https://www.goodigital.id/ atau DM ke instagram @goodigital.id Cakap People.
