CakapCakap – Cakap People! Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization – WMO), badan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, melaporkan pada Selasa, 8 Juni 2021, bahwa Eropa mengalami Maret terdingin hingga Mei sejak 2013, dengan suhu 0,45 C di bawah rata-rata 1991-2020.
Maret adalah dimulainya musim semi di Eropa.
Selama briefing dari kantor pusat badan tersebut di Jenewa, Swiss, juru bicara WMO Clare Nullis memperingatkan bahwa awal yang dingin di Eropa tidak mencerminkan jeda dalam masalah perubahan iklim dunia, melansir VOA News.
Faktanya, data dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa menunjukkan bahwa suhu rata-rata global untuk Mei adalah 0,26 C lebih tinggi dari rata-rata 1991-2020, menurut website UN News.
Juga menurut UN News: “Suhu jauh di atas rata-rata di Greenland barat, Afrika utara, Timur Tengah dan Rusia utara dan barat sementara suhu di bawah rata-rata Mei dilaporkan di Amerika Serikat bagian selatan dan tengah, sebagian Kanada utara, selatan- Afrika tengah, sebagian besar India, Rusia timur, dan Antartika timur.”
Nullis mengatakan ada juga “peningkatan yang cukup besar” dalam karbon dioksida (CO2) di atmosfer di Mauna Loa Observatory, sebuah stasiun pemantauan atmosfer yang dioperasikan oleh Asosiasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat di Hawaii.
“Fakta bahwa CO2 memiliki masa hidup yang begitu lama di atmosfer berarti bahwa generasi mendatang – dan kita tidak hanya berbicara tentang satu atau dua, kita berbicara tentang banyak generasi – akan berkomitmen untuk melihat lebih banyak dampak dari perubahan iklim,” kata dia.
Nullis memperingatkan kenaikan kadar CO2 juga akan memiliki “dampak yang sangat serius” pada lautan di planet ini, yang menyerap hampir seperempat emisi CO2.