CakapCakap – Cakap People! Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada hari Minggu, 16 Mei 2021, memohon untuk segera diakhirinya kekerasan mematikan Israel-Palestina, memperingatkan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa pertempuran dapat menjerumuskan kawasan itu ke dalam krisis yang “tidak dapat dikendalikan”.
“Pertempuran harus dihentikan. Ini harus segera dihentikan, “kata Guterres saat membuka sesi Dewan Keamanan yang ditunda oleh sekutu Israel, Amerika Serikat, menyebut kekerasan yang telah menewaskan hampir 200 orang selama seminggu terakhir” sangat mengerikan,” AFP melaporkan seperti yang dilansir Al Arabiya.
“Ini memiliki potensi untuk melepaskan krisis keamanan dan kemanusiaan yang tidak dapat dikendalikan dan untuk lebih jauh menumbuhkan ekstremisme, tidak hanya di wilayah Palestina yang diduduki dan Israel, tetapi di wilayah tersebut secara keseluruhan,” katanya.
Guterres mengutuk kekerasan baru pada hari Minggu yang menewaskan 40 warga Palestina, korban tewas terburuk sejak kerusuhan pecah.
“Siklus pertumpahan darah, teror dan kehancuran yang tidak masuk akal ini harus segera dihentikan,” kata Guterres.
Dia juga memperbarui kritik terhadap serangan Israel pada hari Sabtu, 15 Mei 2021, yang menghancurkan gedung Gaza yang menampung dua kantor outlet berita utama, Al-Jazeera dan Associated Press.
“Jurnalis harus diizinkan bekerja tanpa rasa takut dan pelecehan. Penghancuran kantor media di Gaza sangat memprihatinkan, ”kata Guterres.
Israel melancarkan serangan udaranya setelah Hamas, gerakan militan Islam yang mengendalikan Gaza, mulai menembakkan roket sebagai tanggapan atas tindakan negara Yahudi itu di Yerusalem.
“Roket dan mortir di satu sisi dan pemboman udara dan artileri di sisi lain harus dihentikan. Saya mengimbau semua pihak untuk memperhatikan seruan ini, ”kata Guterres.
Dia juga menyuarakan kekhawatiran atas kebangkitan gerakan ekstremis Yahudi dan dorongan untuk mengusir warga Palestina dari Yerusalem membantu memicu krisis.
“Di Israel, kekerasan oleh kelompok dan massa yang main hakim sendiri telah menambahkan dimensi yang menghebohkan lebih lanjut ke krisis yang sudah memburuk,” kata Guterres.
“Para pemimpin di semua sisi memiliki tanggung jawab untuk mengekang retorika yang menghasut dan menenangkan ketegangan yang meningkat.”