CakapCakap – Cakap People! Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menuduh Israel melakukan pelanggaran mencolok terhadap Palestina.
“Israel melakukan pelanggaran mencolok terhadap Palestina. Kami mengutuk pengambilalihan rumah Palestina oleh Israel di Yerusalem,” kata Pangeran Faisal dalam pidato pembukaannya pada pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI), seperti dikutip Arab News, Minggu, 16 Mei 2021.
“Yerusalem Timur adalah tanah Palestina yang kami tidak menerima kerugiannya,” katanya.
Pangeran Faisal juga meminta “komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya di depan pelanggaran Israel.”
“Komunitas internasional harus segera turun tangan untuk mengakhiri praktek-praktek Israel,” kata Pangeran Faisal.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengutuk apa yang dia sebut sebagai pelanggaran kesucian situs suci Islam dan penggusuran “paksa” warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur.
Dia menyerukan kepada komunitas internasional untuk melaksanakan tanggung jawabnya untuk mengakhiri “eskalasi berbahaya” ini, untuk bertindak segera untuk menghentikan operasi militer dan untuk menghidupkan kembali negosiasi perdamaian berdasarkan solusi dua negara.
Para menteri Emirat dan Bahrain pada pertemuan virtual 57 anggota OKI menyerukan gencatan senjata dan menekankan pentingnya menjaga identitas Yerusalem, yang berisi situs-situs suci bagi Yudaisme, Islam dan Kristen.
“De-eskalasi dan tingkat pengekangan tertinggi penting untuk menghindari menyeret kawasan itu ke tingkat ketidakstabilan baru,” kata Menteri Negara UEA untuk Kerjasama Internasional Reem Al-Hashimy.
Paus Fransiskus pada hari Minggu, 16 Mei 2021, menyerukan diakhirinya konflik di Israel dan Gaza. Ia mengatakan kematian begitu banyak orang yang tidak bersalah dalam beberapa hari terakhir, termasuk anak-anak, tidak dapat diterima.
“Saya memohon untuk ketenangan, dan bagi mereka yang bertanggung jawab untuk mengakhiri keributan senjata dan mengambil jalan perdamaian,” katanya dalam pidato mingguan kepada umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
“Banyak orang tak berdosa meninggal, di antara mereka ada juga anak-anak. Ini sangat buruk. Tidak bisa diterima. Kematian mereka adalah tanda bahwa (orang) tidak ingin membangun masa depan, tetapi menghancurkannya … Saya ingin tahu ke mana arah kebencian dan balas dendam? “